Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Sentimen Kenaikan Suku Bunga The Fed, Harga Minyak Mentah Turun

Kompas.com - 23/08/2022, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan, Senin (22/8/2022) waktu setempat. Harga emas hitam ini bangkit dan memangkas penurunana setelah ada pernyataan dari Menteri Energi Arab Saudi yang menyebutkan OPEC+ mempunyai opsi penurunan produksi.

Mengutip CNBC, harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman Oktober 2022 turun 44 sen atau 0,5 persen menjadi 96,28 dollar AS per barrel. Sementara itu minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak Oktober ditutup pada 90,23 dollar AS per barrel atau turun 0,3 persen.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, OPEC+ memiliki komitmen, fleksibilitas, dan sarana untuk menghadapi tantangan dan memberikan panduan termasuk memotong produksi kapan saja dan dalam bentuk yang berbeda.

Baca juga: Berapa Liter dalam 1 kg Minyak Goreng?

Di awal sesi, pergerakan harga minyak mentah dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang agresif dapat menyebabkan perlambatan ekonomi global dan permintaan bahan bakar yang menurun telah menekan harga.

"Fundamental jangka pendek tampaknya lebih bearish sampai kita melihat beberapa indikasi ekonomi positif baik dari AS atau China, yang tampaknya tidak mungkin," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Berdasarkan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters,  Federal Reserve AS diproyeksi akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September di tengah ekspektasi inflasi telah memuncak dan meningkatnya kekhawatiran resesi.

Investor akan mencermati komentar Ketua Fed Jerome Powell ketika ia berpidato di konferensi perbankan sentral global tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada hari Jumat pekan ini.

Sentimen juga muncul dari kekhawatiran atas permintaan bahan bakar yang melambat di China, yang merupakan importir minyak terbesar dunia, sebagian terjadi karena krisis listrik di barat daya.

Beijing memangkas suku bunga pinjaman pada awal pekan ini, sebagai bagian dari langkah-langkah untuk menghidupkan kembali ekonomi yang tertatih-tatih oleh krisis properti dan meningkatnya kasus Covid-19.

Sementara itu, Gedung Putih mengungkapkan, para pemimpin Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman membahas upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015. Hal ini dapat memungkinkan minyak Iran yang terkena sanksi untuk kembali ke pasar global.

Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank mengungkapkan, tingginya harga gas alam diperburuk oleh berkurangnya pasokan dari Rusia. Hal ini dinilai akan memperkuat permintaan minyak.

“Pasar produk olahan mengirimkan sinyal lain dengan margin kilang meningkat lagi, sebagian karena lonjakan harga gas membuat alternatif olahan, seperti diesel, terlihat murah,” kata Hansen.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Turun 1,5 Persen Dalam Sepekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com