Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dadang Mujiono
Akademisi FISIP Unmul/Mahasiswa S3 NUS

Dosen Hubungan Internasional Universitas Mulawarman, Samarinda

Harga Tiket Pesawat Naik, Apa Kabar Rencana Liberalisasi Penerbangan di ASEAN?

Kompas.com - 27/08/2022, 15:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BARU-BARU ini, Menteri BUMN, Erick Thohir menyebutkan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di akhir tahun 2022 akan memiliki 120 unit pesawat. Keputusan untuk menambah pesawat tidak lain karena pemerintah telah berhasil merestrukturisasi Garuda melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Erick menyatakan, penambahan jumlah pesawat diharapkan dapat menekan harga tiket pesawat komersial. Naiknya harga tiket pesawat selain merugikan masyarakat juga berkontribusi terhadap laju inflasi nasional yang mencapai 4,94 persen secara tahunan hingga Juli 2022.

Baca juga: Erick Thohir: Jumlah Pesawat Garuda dan Citilink Bakal Ditambah 2 Kali Lipat

Karena itu Presiden Jokowi, kata Erik Thohir, meminta agar armada Garuda ditambah. Walau Jokowi  juga mengatakan... “tidak mudah (bisa turunkan harga tiket dengan menambah pesawat) karena harga avtur internasional masih tinggi.” (money.kompas.com, 25 Agustus 2022).

Keputusan untuk menambah armada Garuda bukan tanpa kritik dan keraguan. Saya sendiri berpendapat, menambah armada di tengah kesulitan keuangan perusahaan dan tingginya harga avtur internasional bukan sebuah kebijakan yang tepat.

Logika pemerintah yang menyatakan bahwa dengan menambah armada, Garuda dapat menekan harga tiket komersial, menurut saya juga kurang tepat.

Faktanya, maskapai penerbangan di Indonesia yang mengalami masalah keuangan kronis karena dampak pagebluk Covid-19 hanya Garuda Indonesia. Maskapai di bawah naungan Lion Air Group, misalnya, tidak mengalami masalah serupa.

Kurangnya jumlah pesawat Garuda juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rute penerbangan di Tanah Air. Namun anehnya, harga tiket maskapai selain Garuda juga melambung tinggi.

Dari sini kita dapat berasumsi, bertambah atau tidaknya armada Garuda tidak akan berpengaruh terhadap turunnya harga tiket pesawat secara signifikan.

Harga avtur naik

Naiknya harga avtur internasional, menurut saya, mungkin saja menjadi sebab melonjaknya harga tiket pesawat di dalam negeri. Jika memang tingginya harga avtur internasional menjadi penyebab naiknya harga tiket pesawat, maka rencana penambahan jumlah pesawat Garuda bukanlah formula yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Jika kita membandingkan tiket penerbangan internasional dari Jakarta ke Singapura bulan September 2022, Garuda Indonesia menawarkan harga tiket sekali jalan dengan layanan penerbangan langsung kelas ekonomi mulai dari Rp 7 juta.

Sementara maskapai Malaysia Airlines, dengan rute yang sama tetapi harus transit di Kuala Lumpur, menawarkan harga tiket mulai dari Rp 1,5 juta.

KLM, maskapai asal Belanda, bahkan menawarkan harga tiket mulai dari Rp 3 juta, untuk rute yang sama tanpa transit.

Baca juga: Pengamat: Tanpa Adanya Tambahan Armada di BUMN Aviasi, Harga Tiket Pesawat Tidak Akan Turun Signifikan

Artinya, argumen pemerintah yang menghubungkan tingginya harga tiket pesawat di dalam negeri dengan tingginya harga avtur internasional kurang memiliki relevansi. Boleh jadi, ini merupakan praktik monopoli oleh kelompok tertentu yang hanya fokus menggeruk keuntungan di tengah sulitnya ekonomi masyarakat.

Liberalisasi penerbangan

Jika kita sepakat bahwa naiknya harga tiket pesawat di dalam negeri disebabkan, salah satunya, karena kurangnya armada Garuda Indonesia, maka menghidupkan kembali rencana ratifikasi liberalisasi penerbangan di ASEAN bisa menjadi salah satu alternatif solusi.

Liberalisasi penerbangan di ASEAN merupakan rencana kebijakan yang ramai diperbincangkan di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Indonesia dan negara anggota ASEAN disibukkan dengan rencana pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com