Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Intervensi Gizi Mampu Turunkan Angka Stunting

Kompas.com - 28/08/2022, 10:06 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

Oleh sebab itu, Endang berpesan, penting juga bagi ibu hamil untuk dapat mengonsumsi jenis makanan yang mengandung protein hewani setiap hari demi kebaikan ibu sendiri maupun calon buah hati.

Kerja kolaborasi

Sementara itu, Kepada Dinkes Sragen Hargiyanto mengatakan Pemkab telah menyadari bahwa kerja kolaborasi adalah kunci untuk bisa mempercepat penurunan stunting di Sragen, baik dalam pelaksanaan intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif.

Dia menyebut, Dinkes Sragen jelas tak bisa berjalan sendiri dalam mengupayakan penanganan masalah kesehatan ini. Intervensi stunting melainkan harus dilakukan dengan pendekatan multisektor.

Untuk semakin memperkuat komitmen kerja sama dalam menangani stunting di Bumi Sukowati, Pemkab Sragen yang terbaru telah menggelar acara Rembug Stunting dan Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Juni lalu.

Baca juga: Merokok Bisa Tingkatkan Prevalensi Stunting di Indonesia

Hargiyanto menjelaskan Rembug Stunting 2022 dimaksudkan untuk menyepakati titik lokasi prioritas percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023. Forum itu menyepakati ada tambahan 10 desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Sragen untuk tahun depan. Dengan ini, Sragen akan memiliki 52 desa lokus stunting.

Selain itu, Rembug Stunting tersebut diadakan untuk menyepakati kebutuhan pendanaan, memastikan komitmen OPD terkait yang akan dituangkan dalam Renja 2023, serta memastikan peningkatan alokasi APBDes tahun 2023 bagi Desa yang ditetapkan sebagai prioritas penurunan angka stunting.

“Dalam acara ini dilakukan juga penandatanganan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting termasuk oleh Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Sekda Tatag Prabawanto, dan ODP terkait," jelas dia.

Hargiyanto menyatakan, dalam upaya melawan stunting, Pemkab Sragen juga sangat membutuhkan dukungan dari pihak swasta.

Dinkes sendiri telah merancang program bertajuk Bapak Asuh yang diharapkan dapat diikuti oleh berbagai instansi atau perusahaan swasta di Sragen untuk membantu melawan stunting. Lewat program tersebut, pihak swasta yang mau terlibat nantinya akan diberikan wewenang untuk mengasuh satu posyandu.

"Kami membuka tangan bagi teman-teman di swasta. Misalnya, PT Japfa Comfeed (JAPFA) yang selama ini telah aktif mendukung program pemerintah di Sragen. Ketika ikut menjadi Bapak Asuh, perusahaan akan membina posyandu. Di sana, perusahaan diharapkan bisa ikut melakukan berbagai intervensi, apakah itu dengan menyumbang PMT, mengadakan edukasi gizi, atau mendatangkan dokter dalam pertemuan," ungkap dia.

Baca juga: Menkes Sebut Potensi Bayi Stunting Rendah bila Ditangani Sebelum Kelahiran

Hargiyanto meyakini jika persoalan stunting ini dikerjakan dengan sistem gotong-royong, maka akan lebih mudah untuk diselesaikan.

Saat dimintai tanggapan, Vice President Head of Social Investment JAPFA, R. Artsanti Alif, menyampaikan JAPFA pada dasarnya sangat siap untuk diajak bekerja sama dengan pemerintah dalam melawan stunting.

Menurut dia, JAPFA selama ini juga telah terlibat aktif dalam upaya-upaya penanganan masalah kesehatan tersebut. Saat ini saja, lewat program JAPFA for Kids, JAPFA tengah berupaya mengatasi permasalahan gizi masyarakat di Pulau Kei, Maluku Tenggara, Maluku.

Program ini dijalankan JAPFA berkolaborasi dengan Yayasan Dokter Peduli atau Doctor SHARE Foundation. Artsanti mengungkapkan, penguatan kapasitas Posyandu termasuk di antara program utama yang dilakukan JAPFA dalam mengatasi permasalahan gizi di pulau tersebut.

"Kami welcome sekali ya jika ada ajakan atau permintaan dukungan dari pemerintah untuk mengatasi stunting. Karena JAPFA juga sedang men-support itu dari beberapa tahun lalu. Kalau program JAPFA for Kids sendiri kami sudah ada sejak 2008. Kami awalnya menyasar anak-anak usia 6-12 tahun untuk dilatih memperhatikan kesehatan gizi dan kebersihan sehari-harinya. Nah kian ke sini, sasarannya kami perluas," kata dia.

Dari segi bisnis sendiri, Artsanti memastikan bahwa JAPFA sebagai penyedia protein hewani di Indonesia, berkomitmen akan selalu memberikan kualitas produk terbaik dengan harga terjangkau. Asupan protein hewani dari sumber makanan yang baik diharapkan dapat membantu masyarakat terhindar dari stunting.

Dengan memperhatikan penerapan standard operating procedure (SOP) yang ketat serta didukung oleh tenaga lapangan yang profesional, JAPFA yakin bisa selalu menghasilkan produk olahan protein hewani yang memenuhi konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal).

Baca juga: Menko PMK: 5 Juta Orang Ikut Program Bapak Asuh, Selesai Stunting Kita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com