Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bogasari Ajak UKM Belajar Kelola Keuangan

Kompas.com - 31/08/2022, 20:08 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat vital dalam menentukan keberlanjutan usaha.

Pengelolaan keuangan bukan sekadar untuk mencatatkan berapa pemasukan, pengeluaran, dan keuntungan. Tetapi lebih daripada itu, dengan manajemen keuangan yang bagus, rapi dan cermat maka keberlanjutan usaha lebih bisa dipastikan.

Hal inilah yang menjadi latar belakang Bogasari melakukan program edukasi untuk 150 mitra UKM melalui acara Kunci Informasi dan Teknologi (KIAT) dengan mengambil tema Kelola Keuangan Digital Bikin Bisnis Cuan Maksimal.

“Melalui edukasi KIAT ini, UKM semakin melek dengan pengelolaan keuangan, termasuk pengelolaan secara digital,” ujar Manajer Kemitraan UKM dan Bogasari Baking Center (BBC) Divisi Bogasari Beatrix Soedibyo dalam siaran persnya, Rabu (31/8/2022).

Baca juga: Lembaga Keuangan Jadi Industri yang Paling Banyak Mengalami Serangan Siber, Kok Bisa?

Lebih lanjut Beatrix menuturkan, untuk menjawab kebutuhan pemahaman UKM terkait pengelolaan keuangan digital, Bogasari menghadirkan 2 pembicara sekaligus yakni Mokhamad Fahmi Fauzi selaku Founder & Managing Partner Nexplus dan Yudha Setiawan selaku CEO (Chief Executive Officer) Lazizaa Rahmat Semesta.

Selama 3 jam, kedua pembicara membawakan materi tentang pentingnya manajemen keuangan dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk keuangan digital serta strategi bisnis.

Beatrix juga menjelaskan, program edukasi KIAT Bogasari series-2 Tahun 2022 ini digelar secara virtual melalui aplikasi zoom’s meeting. Menurut dia, edukasi KIAT Bogasari dijalankan secara virtual bukan semata karena masih pandemi, tetapi agar bisa diikuti UKM mitra Bogasari secara nasional.

Dari 150 peserta, tidak sedikit yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Ursa Bakery (Padang), Nisa Cake (Kendari), Kue Pukis Juara (Balikpapan), Bakpia Fauzan (Sorong), Lapis Labu Oktifani (Samarinda), Dtar Bakery (Sidikalang), Yango Bakery (Gorontalo), Rotikumetro (Lampung) dan masih banyak lagi.

Founder & Managing Partner Nexplus sekaligus pembicara dalam acara tersebut Mokhamad Fahmi Fauzi mengatakan, UKM bisa mengetahui kondisi kesehatan dan nilai usaha itu dari laporan keuangannya.

UKM juga bisa mengambil berbagai keputusan berdasarkan data laporan keuangan itu. Setidaknya sebagai UKM harus memiliki 3 catatan keuangan, yakni laporan alur kas, laporan laba rugi, dan neraca laba rugi.

“Dari 100 bisnis yang baru dimulai tahun 2021, hanya 27 bisnis yang mampu bertahan hingga melewati tahun 2024. Dan berdasarkan survei lembaga kami Nexplus di Mei 2020, ada 3 dari 4 bisnis UKM yang berusia 1-5 tahun ternyata belum memiliki laporan keuangan. Ini menyiratkan pentingnya pengelolaan keuangan meski level usaha tingkat UKM. Apalagi kalau bisnis ingin bertahan lama,” jelas dia.

Fahmi menambahkan, ada 5 level pengelolaan keuangan bisnis. Dimulai dari level 0 yakni awam finansial, level 1 melek finansial, level 2 mampu finansial, level 3 mahir finansial, dan level terakhir master finansial.

Ia sempat melakukan survei singkat dan kecil-kecilan dengan UKM peserta KIAT Bogasari yang mana hasilnya menjunukkan rata-rata masih di level 0 dan 1.

“Padahal dengan adanya pengelolaan keungan yang baik maka bisa tahu secara akurat kondisi perusahaan, teliti membuat keputusan dan mampu menentukan arah bisnis ke depannya,” kata Fahmi.

Baca juga: Tiga Jurus OJK Perkuat Industri Keuangan Nonbank

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com