Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Pelemahan Rupiah Terpangkas

Kompas.com - 22/09/2022, 15:52 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada perdagangan Kamis (22/9/2022). Pelemahan mata uang Garuda sedikit terpangkas pasca pengumuman kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Melansir data Bloomberg, sebelum BI mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), tepatnya pada pukul 14.00-14.10 WIB, nilai tukar rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp 15.038 - Rp 15.044 per dollar AS.

Namun, setelah Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, laju pelemahan rupiah langsung mereda.

Baca juga: Menteri Bahlil Sebut Masih Terjadi Ketidakadilan Arus Investasi

Adapun sampai dengan akhir sesi perdagangan, nilai tukar rupiah melemah 26 poin atau 0,17 persen ke Rp 15.023 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah juga terjadi pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.033 per dollar AS, lebih rendah dari perdagangan Rabu (21/9/2022) kemarin sebesar Rp 15.011 per dollar AS.

Indeks dollar AS memang terpantau menguat terhadap banyak mata uang, termasuk rupiah, sejak pagi hari ini. Pemicunya ialah keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang kembali mengkerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin atau 0,75 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, dengan tingkat suku bunga acuan The Fed dalam rentang 3 persen dan 3,25 persen, investor akan mereposisi portofolio investasinya. Ini lah yang membuat indeks dollar AS menguat.

Baca juga: Isu Pertalite Lebih Boros Setelah Naik Harga, Pertamina: Spesifikasi Tidak Mengalami Perubahan

"Keputusan BI (meningkatkan suku bunga acuan) bisa menahan pelemahan rupiah," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, BI menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 50 basis poin atau 0,50 persen menjadi 4,25 persen. Dengan demikian, suku bunga deposit facility naik 50 bps menjadi 3,50 persen dan lending facility naik 50 bps menjadi 5 persen.

"RDG BI pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7DRRR sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.

Perry mengatakan, keputusan kenaikan subung tersebut sebagai langkah front loaded, preemptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada paruh kedua tahun 2023.

Selain itu, keputusan ini juga untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya, akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan inflasi domestik yang tetap kuat.

"BI juga terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi nasional," ucap Perry.

Baca juga: KKP Sebut Pembudidaya Ikan Perlu Efisiensi Pemasaran lewat Jalur Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com