Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Proyek QMB, Luhut: Kita Melihat Lahirnya Museum Industri Nikel yang Pertama Dalam Sejarah RI

Kompas.com - 26/09/2022, 21:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan peresmian proyek QMB New Energy Materials di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (26/9/2022).

"Hari ini kita tidak hanya menyaksikan pembangunan cepat pabrik modern hijau, ekologis, dan cerdas, tetapi juga melihat lahirnya museum industri sumber daya nikel yang pertama dalam sejarah Indonesia," katanya dikutip melalui siaran pers Kemenko Marves.

Sebagai informasi, QMB merupakan bagian dari kerangka kerja sama strategis Global Maritime Fulcrum Indonesia dan inisiatif One Belt, One Road Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Baca juga: Cerita Luhut ke AS, Ungkap Banyak Masalah Kelautan Saat Bertemu Majelis Umum PBB

Kerja sama ini menitikberatkan pada pemanfaatan tenaga kerja lokal dan ramah lingkungan. Sejauh ini, kata Luhut, kolaborasi berjalan baik dan tentunya tidak terlepas dari dukungan masyarakat setempat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun stakeholders lainnya.

Selain Indonesia, QMB juga merupakan proyek kerja sama dengan Korea dan Jepang. Dengan demikian, terdapat 4 negara yang berada dalam kerja sama ini yakni Indonesia, RRT, Korea, dan Jepang.

Lebih lanjut kata Luhut, melalui peresmian ini, Indonesia akhirnya memiliki pusat teknik hidrometalurgi bijih nikel laterit dan bahan energi baru dengan standar dan kualitas negara maju.

Baca juga: Luhut: Sektor Kemaritiman Cukup Kuat Hadapi Krisis Global Seperti Covid-19

Momentum ini juga merupakan sarana peningkatan promosi yang komprehensif untuk pengembangan dan pemanfaatan tambang nikel laterit di Indonesia. Skala desain proyek QMB ini adalah untuk memproduksi nikel, kobalt, mangan hidroksida sebagai bahan baku baterai listrik terner dengan output 50.000 ton nikel logam per tahunnya.

Selain melakukan peresmian proyek QMB, eks Kepala Staf Kepresidenan ini juga meninjau PT Indonesia Puqing Recycling Technology (Puqing), PT Huayou Nickel Cobalt, dan CNGR.

Ketiga perusahaan ini berupaya untuk memberikan jaminan ketersediaan bahan baku untuk industri terbarukan di hilir maupun hulu rantai produksi. Selain itu, seluruhnya berupaya untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan di dalam proses pengolahan energi terbarukan sebagai bentuk perlindungan lingkungan.

Dalam kesempatan peresmian itu, Luhut berterima kasih kepada Xu Kai Hua selaku pendiri GEM karena telah melatih sejumlah besar talenta hidrometalurgi lokal atau dari Indonesia.

"Harapan terbaik kami, QMB akan terus maju seperti gelombang laut di bidang bahan energi baru dan selalu menjadi yang terdepan di masa kini hingga masa depan," pungkas dia.

Baca juga: Cerita Girang Luhut di Balik Aksinya Buka Bel Perdagangan Wall Street

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com