Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Digital Berikan Bunga Simpanan Tinggi, Ini Kata LPS

Kompas.com - 27/09/2022, 18:09 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa bank digital memberikan bunga simpanan yang tinggi, baik untuk tabungan maupun deposito. Sementara bank lainnya hanya memberikan bunga simpanan rendah hampir 0 persen.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, LPS tidak mempermasalahkan jika bank memberikan bunga simpanan yang besar.

Asalkan bank tersebut memenuhi kewajibannya untuk menginformasikan kepada nasabah masing-masing bahwa simpanan dengan bunga yang melebihi ketentuan LPS tidak dijamin oleh LPS.

Baca juga: LPS Prediksi Bunga Deposito Perbankan Naik Jelang Akhir Tahun

Selain itu, perbankan yang memberikan bunga simpanan tinggi juga tidak boleh mengiming-imingi nasabahnya dengan slogan "Dijamin LPS".

"Sikap LPS biar saja selama mereka transparan umumkan kepada media bahwa suku bunga itu tidak dijamin LPS. Kalau mereka tidak umumkan, kami akan panggil. Kalau mereka tidak menjelaskan juga, kami akan akan declare bank-bank yang tidak dijamin LPS," ujarnya saat konferensi pers, Selasa (27/9/2022).

Kendati ada bank digital yang memberikan suku bunga simpanan yang tinggi, LPS tetap menjamin bank digital yang memberikan bunga simpanan sesuai dengan ketentuan LPS.

Adapun syarat penjaminan simpanan oleh LPS ialah simpanan harus tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS yang sedang berlaku, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank (syarat 3T).

"Bank digital tetap dijamin Rp 2 miliar per bank dan mengikuti syarat 3T," kata Purbaya.

Baca juga: LPS: Baru 49 Persen Penduduk Dewasa Indonesia yang Punya Rekening Bank

Dengan demikian, apabila nasabah ingin menyimpan uang di bank digital melebihi Rp 2 miliar, maka diperbolehkan untuk membagi uangnya ke beberapa bank supaya seluruh dananya dapat dijamin semua oleh LPS.

"Jadi kalau punya Rp 10 miliar dibagi menjadi 5 bank digital," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, beberapa bank digital seperti Seabank memberikan bunga simpanan untuk tabungan sebesar 6 persen dan deposito sebesar 7 persen sebagai upaya promosi untuk menarik nasabah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, hal tersebut tidak melanggar aturan.

Baca juga: Siap-siap, BLT Ojol Cair Oktober 2022

"Enggak melanggar aturan. Itu business judgement juga. Itu kepentingan Seabank menarik nasabah memperkenalkan bank digital, semula malah 7 persen kan. Seabank perlu dana untuk mendukung ekosistem e-commerce-nya," jelasnya.

Kendati demikian, khusus untuk bank yang memberikan bunga tabungan yang sangat tinggi, wajib menginformasikan kepada nasabah bahwa simpanan tersebut tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena melebihi batas maksimum suku bunga tabungan yang di jamin LPS yakin 3,50 persen.

"Bank harus menginformasikan nasabah bahwa bunga yang diberikan di atas LPS tidak dijamin. Sebaliknya nasabah perlu menyadari konsekuensi dari pemberian suku bunga diatas penjaminan LPS tsb. Ini bagian dari disclosure bank dan edukasi publik," tuturnya.

Baca juga: LPS Naikkan Tingkat Bunga Penjaminan Jadi 3,25 Persen, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com