Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Indonesia Kuat Hadapi Pandemi, Luhut: Karena Ada Dana Desa

Kompas.com - 12/10/2022, 19:50 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak menyangka dana desa yang bersumber dari APBN dan disalurkan melalui APBD ke desa-desa di Indonesia menjadi penopang perekonomian RI selama pandemi Covid-19.

"Saya juga lihat ekonomi kita kenapa sih ekonomi kita resillience-nya begitu bagus waktu terjadi Covid-19? Kita lupa ada dana desa. Dana desa ini punya dampak luar biasa," ujarnya saat acara Investor Daily Summit 2022 di JCC Senayan, Rabu (12/10/2022).

Program dana desa ini sudah dicanangkan sejak 2015 dan berkontribusi membangun berbagai infrastruktur, sarana, dan prasarana di desa-desa.

Baca juga: Soal Kabar Investasi Tesla di RI, Luhut: Elon Musk Masih Sibuk Dengan Twitter

Berdasarkan paparan Luhut, sejak 2015 dana desa ini digunakan untuk membangun 261.877 kilometer jalan desa, jembatan sepanjang 1.494.804 meter, 11.944 unit pasar desa, 27.753 unit sarana olahraga, 1.281.168 unit air bersih, 76.453 unit irigasi, 39.844 badan usaha milik desa (BUMDES), dan 40.618 unit posyandu.

Selain itu, dana desa juga dapat meningkatkan jumlah desa mandiri dari 178 desa di 2015 menjadi 1.741 desa di 2020, menurunkan jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal dari 41.315 desa di 2015 menjadi 21.268 desa di 2020.

Kemudian, dana desa juga dapat mengurangi jumlah penduduk miskin di Indonesia, dari 17,89 juta pada Maret 2015 menjadi 15,26 juta pada Maret 2020.

"Jadi kita gak sadar (dengan manfaat dana desa). Saya pun baru sadar ini ngeri juga barang ini, (dana desa dapat membangun) jembatan desa segini," ucapnya.

Baca juga: Biaya Bengkak Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Ditanggung APBN? Ini Kata Luhut

Dia menyebut dana desa ini memudahkan perangkat desa melakukan kegiatan pembangunan di desanya lantaran dana desa ini langsung disalurkan ke desa-desa tanpa perantara kementerian atau pemerintah daerah.

Bahkan, lanjutnya, rincian alokasi dana desa tertulis di balai-balai desa sehingga warga desa dapat mengecek dan mengawasi penggunaannya secara langsung.

"Sehingga kesalahan itu hanya 500-600 desa, itu pun (kesalahan) administrasi," kata Luhut.

Tahun ini pemerintah menganggarkan dana desa sebesar Rp 468 triliun. Namun besaran ini masih dinilai kurang mengingat wilayah Indonesia sangat lah luas sehingga biaya pembangunan yang dibutuhkan perlu ditambah.

"Makanya presiden komitmen dia mau tambahin lagi dana desa di 2023 nanti," tukasnya.

Baca juga: Luhut Sebut Tahun Depan Kemungkinan Status Pandemi Indonesia Berganti Jadi Endemi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kominfo Kenalkan Program SSI X, Wadah Baru Pengembangan Startup Digital

Kominfo Kenalkan Program SSI X, Wadah Baru Pengembangan Startup Digital

Whats New
IHSG Senin 28 November 2023 Ditutup 'Hijau', Rupiah Ikut Menguat

IHSG Senin 28 November 2023 Ditutup "Hijau", Rupiah Ikut Menguat

Whats New
Semen Indonesia Pasok 80 Persen Semen Untuk Pembangunan di IKN

Semen Indonesia Pasok 80 Persen Semen Untuk Pembangunan di IKN

Whats New
Strategi Atur Keuangan Hadapi 2024, Lunasi Utang dan Perbanyak Tabungan

Strategi Atur Keuangan Hadapi 2024, Lunasi Utang dan Perbanyak Tabungan

Whats New
Surati Mendag, Ombudsman Dorong Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Surati Mendag, Ombudsman Dorong Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Whats New
Apindo Sebut Ada Misinformasi Daftar Produk Pro-Israel, MUI Tak Pernah Sebutkan

Apindo Sebut Ada Misinformasi Daftar Produk Pro-Israel, MUI Tak Pernah Sebutkan

Whats New
Produk Ekspor UMKM Ditahan dan Harus Bayar Rp 118 Juta, Menkop Teten: Briket Memang Terlalu Berisiko

Produk Ekspor UMKM Ditahan dan Harus Bayar Rp 118 Juta, Menkop Teten: Briket Memang Terlalu Berisiko

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Alam Sutera Siapkan Strategi Pelunasan Utang

Era Suku Bunga Tinggi, Alam Sutera Siapkan Strategi Pelunasan Utang

Whats New
Jokowi Terbitkan Aturan Baru, Penyidikan Pidana Cukai Bisa Disetop asalkan...

Jokowi Terbitkan Aturan Baru, Penyidikan Pidana Cukai Bisa Disetop asalkan...

Whats New
Menjaga Produksi Beras dengan Pengendalian Hama Padi Saat Musim Hujan

Menjaga Produksi Beras dengan Pengendalian Hama Padi Saat Musim Hujan

Whats New
Asosiasi Sebut Industri Asuransi Umum dan Reasuransi Belum Sehat

Asosiasi Sebut Industri Asuransi Umum dan Reasuransi Belum Sehat

Whats New
Lifting Gas Jawa Bali Nusa Tenggara Baru 77 Persen dari Target

Lifting Gas Jawa Bali Nusa Tenggara Baru 77 Persen dari Target

Whats New
Larangan 'E-commerce' Jual Barang di Bawah HPP Bakal Masuk Permendag Nomor 31/2023

Larangan "E-commerce" Jual Barang di Bawah HPP Bakal Masuk Permendag Nomor 31/2023

Whats New
Kembangkan Kriya dan Wastra Nusantara, Kemenkop-UKM Gelar Pameran dan 'Business Matching'

Kembangkan Kriya dan Wastra Nusantara, Kemenkop-UKM Gelar Pameran dan "Business Matching"

Whats New
Konsisten Jaga Transparansi, Bank Mandiri Raih Juara 1 Perusahaan Go Public Keuangan ARA 2022

Konsisten Jaga Transparansi, Bank Mandiri Raih Juara 1 Perusahaan Go Public Keuangan ARA 2022

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com