DI tengah isu dan ancaman krisis pangan dunia, tahun 2022 ini World Food Day atau Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober memiliki tema “Leave No One Behind”.
Tema yang juga menjadi semacam seruan “Jangan tinggalkan siapa pun” karena banyaknya jumlah orang yang berisiko tinggi mengalami kelaparan tingkat serius sepanjang masa, terutama di Asia dan Afrika.
Dunia dan setiap negara harus membuka mata terhadap krisis pangan global ini dan bertindak sekarang untuk menghentikannya. Untuk mewujudkannya, negara harus memiliki sistem pangan yang resilient atau tangguh dengan mewujudkan “four betters” yaitu better production, better nutrition, better environment, and better life.
Baca juga: Jokowi: Sumber Pangan Lokal Harus Dikembangkan, Ciptakan Kemandirian
Dengan demikian sistem pangan yang dimiliki bersifat berkelanjutan (sustainable) dan tidak mudah terguncang dinamika geopolitik, perubahan iklim, ancaman bencana alam maupun non-alam.
Pangan lokal sejatinya sanggup menjadi salah satu alternatif utama yang memenuhi kriteria sistem pangan yang tangguh.
Locavore, merujuk pada gerakan yang memprioritaskan makan makanan yang ditanam atau diproduksi secara lokal. Istilah locavore sejatinya telah dicetuskan tahun 2005 oleh Jessica Prentice, seorang koki profesional dan penulis buku Full Moon Feast: Food and the Hunger for Connection, asal San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Locavore merupakan perpaduan antara kata local dan akhiran vore, yang berarti memakan makanan tertentu, mirip dengan istilah herbivore atau omnivore.
Sangat disayangkan, sejauh ini pangan lokal belum sepenuhnya mampu menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan sumber karbohidrat. Yang terjadi justru jumlah konsumsi gandum dan terigu, yang diperoleh 100 persen dari impor, semakin hari semakin meningkat.
Bahkan dilihat dari aspek Pola Pangan Harapan (PPH), menurunnya konsumsi beras malah dibarengi dengan kenaikan konsumsi terigu, bukan pangan lokal sumber karbohidrat yang lain seperti umbi-umbian, jagung ataupun sorgum.
Isu pangan selalu menjadi isu strategis karena berkelindan dengan urusan politik dan ekonomi. Persoalan kebijakan, stabilitas, ketersediaan, dan harga pangan tidak akan pernah terlepas dari kebijakan dan stabilitas politik maupun ekonomi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.