Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suham Cahyono
Mahasiswa Pascasarjana

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Airlangga dan asisten peneliti professor di Center of Political Economy and Business Research (CPEBR)

Peran Ekonomi Sirkular di Tengah Ancaman Krisis Global

Kompas.com - 31/10/2022, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Konsep pengendalian manajemen menyatakan bahwa probabilitas suatu peristiwa ekonomi selalu dikaitkan dengan proyeksi keterjadian yang berkemungkinan terjadi.

Dalam istilah sederhana, diperlukan adanya miniatur kebijakan. Dengan begitu negara dapat memproyeksikan kapan kebijakan dapat segera diimplementasikan, di saat gencarnya potensi atas risiko ekonomi yang dapat terjadi kapan saja.

Tujuan pembangunan berkelanjutan adalah konsep di mana negara mengupayakan kemakmuran bagi generasi masa depan dengan tidak mengorbankan generasi saat ini.

Tujuan yang jelas sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian Paris, yang diperkuat oleh penandatangan protocol Kyoto, adalah kebijakan yang besar untuk menyediakan konsep pembangunan berkelanjutan yang ada saat ini.

Namun, kenyataan pahit yang dialami saat ini adalah jebakan yang tidak dimitigasi oleh pemangku kebijakan di mana keberadaan nilai negatif yang telah dikaburkan dengan kemuliaan dari poin-poin tujuan pembangunan berkelanjutan.

Seolah-olah tujuan pembangunan berkelanjutan bagaikan utopia yang tidak berujung dan berduri.

Oleh karena itu, walaupun partisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan terus digaungkan dan diupayakan oleh segenap elemen negara di dunia.

Namun, perlu diperhatikan dengan jeli dan serius, atas area di luar jangkauan tujuan pembangunan berkelanjutan yang tanpa disadari memiliki potensi atas resesi global yang berkemungkinan terjadi.

Dengan demikian, pemangku kebijakan dan kepentingan lainnya, sudah sewajarnya memiliki sikap skeptis, tidak hanya berusaha untuk mencapai target-target pembangunan berkelanjutan, tetapi juga potensi risiko yang tidak eksplisit dan dapat terjadi dari cakupan skenario tujuan pembanguan berkelanjutan.

Ekonomi sirkular berpotensi menghasilkan terobosan baru di tengah ancaman krisis ekonomi global.

Beberapa perspektif dapat disimpulkan atas alasan mengapa ekonomi sirkular menjadi pemain utama untuk menghambat faktor yang mendorong terjadinya potensi ancaman krisis ekonomi.

Pertama, konsep ekonomi sirkular menyediakan sudut pandang berbeda, di mana roda perekonomian tidak hanya berhenti pada konsumen akhir.

Akan tetapi, perputaran ekonomi akan terus terjadi sehingga perlambatan ekonomi dari dalam negeri dapat dihentikan.

Selain itu, adanya proses perputaran ekonomi yang berlanjut terus-menerus akan menghasilkan nilai ekonomi yang terus bertumbuh, walaupun proyeksi ekonomi global mengalami perlambatan.

Di sinilah peran penting UMKM sebagai garda terdepan penyuplai kebutuhan dalam negeri, sehingga domain masyarakat tidak hanya berkiblat pada faktor pemenuhan produksi dari luar negeri.

Pada akhirnya, potensi resesi global bukan tidak mungkin dapat diatasi, tetapi peluang pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat dimungkinkan di tengah ancaman resesi global.

Kedua, peran pemangku kebijakan (policy maker). Penting sekali untuk mendukung langkah konkret pemangku kebijakan, agar tidak hanya memberikan kontribusi pada realisasi kebijakan yang masif dan responsif.

Namun, kebijakan yang ada perlu untuk disosialisasikan dan penyamaan persepsi agar konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sebagaimana program RPJMN dapat segera terealisasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com