Penyamaan persepsi yang dimaksud adalah memungkinkan seluruh stakeholder dan elemen masyarakat agar berkontribusi secara aktif, responsif, dan penuh tanggung jawab untuk menghasilkan dorongan-dorongan ekonomi dalam negeri yang dapat tumbuh.
Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan yang secara langsung terjun ke masyarakat dirasa perlu untuk direalisasikan, bukan tanpa alasan.
Ketidaktahuan masyarakat dan kesalahaan persepsi atas kebijakan yang ada, berpotensi menghasilkan gap atau jurang pemberdayaan ekonomi yang tidak satu arah.
Dengan demikian, pemangku kebijakan bukan tidak bisa menyediakan kebijakan demi kebijakan, tetapi kebijakan yang ada perlu ditingkatkan atas kesamaan persepsi.
Terakhir, pelaku ekonomi dan investor potensial. Tanpa disadari bahwa kenyataan negara menuju jurang resesi global sangat dimungkinkan terjadi.
Negara yang tidak sedini mungkin memiliki alat kesiap siagaan dapat berujung pada percepatan resesi global.
Oleh karena itu, rekomendasi atas perspektif kritis dari jebakan tujuan pembangunan berkelanjutan adalah pelaku ekonomi dan investor potensial, di mana kedua peranan ini memegang kontribusi besar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Pelaku ekonomi yang bepandangan maju akan memiliki pola pikir untuk bekerjasama dengan pemerintah guna menyukseskan program ekonomi hijau yang menghasilkan nilai bagi ekonomi di masa depan.
Selain itu, investor potensial juga dapat memengaruhi dan menjadi faktor pendorong yang dapat mewujudkan realiasi pembangunan ekonomi yang masif.
Pada akhir 2021, lembaga pasar modal kita mencatat bahwa pertumbuhan investor di kalangan milenial mengalami pertumbuhan pesat.
Di saat negara di dunia mengalami proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi, Indonesia justru mengalami daya saing investor yang tinggi.
Dengan demikian, adanya pertumbuhan investor potensial ini, sejatinya memiliki peluang konsumen yang tinggi bagi negara, kalau saja bisa dimaksimalkan dan diarahkan menuju peluang-peluang investasi hijau yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Akhir kata dari tulisan ini, saya meyakini tujuan pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang tertuang di dalam perjanjian internasional dan dibawa kearah rencana pembangunan nasional dan regional, sejatinya memiliki nilai positif.
Akan tetapi, kita juga perlu mewaspadai terhadap risiko jebakan yang berkemungkinan terjadi. Ketika negara dengan asyiknya mempercepat realisasi tujuan pembangunan berkelanjutan, namun lupa atas sisi lain dari tujuan itu yang berpotensi mengaburkan pertumbuhan ekonomi yang sedang diupayakan oleh negara.
Terakhir, tidak ada negara yang seratus persen dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Akan tetapi, peluang menuju kearah tersebut dimungkinan dapat terjadi, ketika negara dan elemen masyarakat lainnya saling memahami akan eksistensi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.