Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ranny, Sukses Jalani Bisnis Furniture Berbahan Kayu dengan Brand VOC Store

Kompas.com - 01/11/2022, 19:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita bernama Yulia Anggraeni sukses menajalankan bisnisnya di bidang furniture dengan brand VOC Store. Wanita yang akrab disapa Ranny ini bercerita bagaimana dia mengawali usahanya tersebut dalam acara Tata Dapur Rapi dan Bersih bersama VOC Store dan Cabing Heat di Shopee 11.11 Big Sale, secara virtual, Selasa (1/11/2022).

Sebelum memulai usahanya di tahun 2016, sebagai penjual casing dan aksesoris handphone di Shopee dengan nama toko VOC Store. Rany memutuskan untuk beralih profesi menjadi pengusaha furniture setelah menajalani usaha bisnis casing dan aksesoris handphone selama 3 tahun.

Di tahun 2019, Ranny memutuskan berjualan furniture, seperti rak dan tempat penyimpanan yang terbuat dari kayu jati Belanda, dan terus memperluas usahanya. Ranny bilang, dengan beralih ke jenis produk yang dijual, justru menjadi batu loncatan yang begitu besar bagi perkembangan tokonya.

Baca juga: Kisah Wearing Klamby, dari Dagang Baju “Preloved”, Ikut London Fashion Week, hingga Jual 10.000 Baju dalam 30 Menit

"Perjalanan bisnis kami memang tidak mulus tapi inilah yang menjadi dorongan dan motivasi untuk semakin sukses, terlebih dengan bantuan fitur dan promo dari Shopee," ujar Ranny.

Memasuki tahun ketiga Ranny berjualan peralatan penyimpanan dapur berbahan kayu, kini Ranny bisa mendirikan dua workshop kerja dan mempekerjakan warga sekitar untuk memproduksi produk-produk VOC Store.

"Jadi produk VOC Store 100 lokal, dari bahan lokal dan dikerjakan oleh anak bangsa," kata Ranny.

Ranny mengatakan, pada masing-masing workshop, proses pengerjaan dimulai setelah proses pembelian kayu jati dari petani lokal. Kemudian, masuk ke tahap pembuatan dengan memilih ukuran kayu.

Kayu-kayu dipotong berdasarkan pola dan kemudian dirakit dan dicat. Selanjutnya, masuk ke poroses quality control, dan produk yang siap dijual akan diberangkatkan menuju gudang, dan dilanjutkan dengan proses pengemasan dan pemberian label.

Baca juga: Cerita CEO Via Rasa Group, dari Tukang Tahu Goreng Hingga Berhasil Membuka Lebih dari 400 Cabang

"Bahan kayu untuk furniture itu lebih kuat, dan tahan lama. Serta, memberikan kesan alami dan elegan untuk hasil produk VOC store. Bahan dasar kayu juga ramah lingkungan dan mudah didapat," jelas dia.

Sementara itu, dari segi desain, furniture kayu lebih fleksibel dan memiliki tingkat tekstur warna dan pola yang memberi sentuhan estetik.

"Dari harganya, furniture berbahan kayu jauh lebih murah dan bisa disesuaikan dengan budget yang dimiliki masing-masing orang," lanjut dia.

Ivanno Viva, Founder Cabin Neat atau jasa profesional organizer mengatakan, dalam penggunaan furniture kayu, kesesuaian juga perlu dipikirkan secara detail, dimana ini menyangkut dengan estetika tata ruang.

“Hal utama yang harus disiapkan pertama kali adalah membuang, dan merapikan barang yang terkadang cukup sulit dan sentimental. Jika barang yang sudah kita lupakan, lalu kembali ditemukan, itu artinya barang itu harus disumbangkan agar berguna bagi orang lain. Inilah mindset yang harus dimiliki ketika memulai decluttering dan organizing," ujar Ivanno.

Baca juga: Cerita UMKM EthmeeQ dan Faber yang Terpilih jadi Official Merchandise KTT G20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com