NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi pangsa pasar yang menarik untuk dilirik investor, khususnya di bidang energi.
Pada side event forum B20 Summit, Signing Agreement B20 Task Force, Sustainability & Climate Business Action, Arifin menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) beberapa pelaku bisnis (B to B) pada sektor energi.
"Pasar energi Indonesia masih menarik bagi investor, penandatanganan MoU ini adalah momen penting, karena hal tersebut menunjukkan kemauan untuk mewujudkan investasi di RI, serta menunjukkan bagaimana RI adalah negara yang masih menarik bagi para investor," ujar Arifin dalam siaran pers, Selasa (15/11/2022).
Arifin menyebut Indonesia memiliki potensi sumber daya energi dan sumber daya alam yang sangat melimpah dan beragam, namun masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Mengingat, terbatasnya akses teknologi dan finansial untuk mengelolanya.
Baca juga: Bali Compact Jadi Legacy Presidensi G20 Indonesia di Bidang Transisi Energi Global
Arifin juga mengatakan, dengan menetapkan target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, akan membuat Indonesia semakin membutuhkan investasi yang sangat besar. Bahkan, RI telah membuat roadmap secara bertahap hingga tahun 2060 untuk mencapai target NZE tersebut.
Dia menambahkan, pemerintah telah melakukan reformasi dari segi regulasi untuk mewujudkan ekosistem investasi yang lebih kondusif, seperti melakukan penyederhanaan perizinan dan persyaratan investasi.
"Investasi yang masuk akan memberikan dampak terciptanya lahan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan perkembangan teknologi," tegas dia.
Adapun beberapa kesepakatan ditandatangani mencakup MoU Development of a Clean Amonia and Hydrogen Value Chain, antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco. Kemudian, Definitive Cooperation Agreement Pomalaa High Pressure Acid Leach (HPAL) Project antar PT Vale Indonesia dengan Zhejiang Huanyo Cobalt Ltd
Selanjutnya, MoU Acceleration of Clean Energy Related Projects antara PT Pertamina (Persero) dengan Japan Bank for International Cooperation. Lalu, MoU Gas, LNG and Company Capacity Building antara PT Pertamina Gas Negara dengan Botas.
Terakhir, MoU Accelerating of Battery Energy Storage System (BESS) Application on Transportation Modes antara Indonesia Battery Corporation dengan Contemporary Amprex Technology
Baca juga: Menteri ESDM: Indonesia Butuh Investasi Rp 750 Triliun Garap Pembangkit EBT 22 GW
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.