Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Gejolak Ekonomi 2023, Wamenkeu: Optimistis, tapi Tetap Waspada

Kompas.com - 29/11/2022, 16:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan terus mendorong berlanjutnya pemulihan ekonomi di tahun depan. Meski demikian, masih berlanjutnya ketidakpastian global juga perlu diwaspadai.

"Untuk 2023, kita lanjutkan pemulihan kita. Pertumbuhan ekonomi menurut angka pemerintah ada di 5,3 persen, tapi kita sangat aware (menyadari) dengan kondisi ekonomi dunia," ujarnya dalam acara PermataBank Wealth Wisdom 2022, Selasa (29/11/2022).

Optimisme pemulihan ekonomi pada 2023 itu didukung dengan kinerja perekonomian tahun ini yang mampu tumbuh positif di kisaran 5 persen meski di tengah pelemahan ekonomi global. Pada kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,72 persen.

Baca juga: Data Ekonomi RI Positif, BI Diminta Tak Terapkan Kebijakan Moneter Restriktif

Namun, Suahasil menyadari kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan berlanjut ke depannya, sehingga akan turut berdampak pada ekonomi RI. Sepanjang tahun ini Federal Reserve (The Fed) sudah menaikkan suku bunganya sebanyak 375 basis poin.

"Mungkin masih akan beberapa kali lagi (The Fed naikkan suku bunga), maka itu kita terus memperhatikan ngomong apa dewan gubernur The Fed. Tentu itu kita terjemahkan ke dalam negeri, kita melihat beberapa ruang yang meski kita waspadai," ungkapnya.

Dia mengatakan, di tengah gejolak ekonomi ke depan, APBN masih akan diandalkan untuk berperan sebagai penahan guncangan atau shock absorber. APBN berperan penting untuk melindungi perekonomian, terutama menjaga daya beli masyarakat, di tengah tekanan ekonomi global.

Baca juga: Ekonomi Global Melambat, Teten: Kita Jaga Daya Beli Masyarakat dan Perkuat UMKM

"APBN akan tetap menjadi shock absorber. Supaya menjadi shock absorber yang baik, maka APBN kita bangun dengan optimistis dan waspada," katanya.

Oleh sebab itu, ia menekankan, dalam menghadapi perekonomian tahun depan, kuncinya adalah optimisme terhadap pemulihan, namun tetap dibarengi kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi global.

"Jadi optimistis dan waspada menjadi payung gerak kita pada 2023. Optimistis karena pemulihan jalan, kegiatan ekonomi jalan, tapi kita harus waspada. Waspada kepada variabel-variabel yang berubah dengan sangat cepat di dunia internasional," tutup Suahasil.

Baca juga: Gelombang PHK dan Resiliensi Ekonomi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com