Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Volume Impor Tinggi, Utilisasi Kapasitas Industri Baja Nasional Rendah

Kompas.com - 02/12/2022, 22:00 WIB
Achmad Faizal,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Tingkat utilisasi kapasitas industri baja nasional disebut belum maksimal karena angkanya masih di bawah 60 persen. Penyebab utamanya yakni tingginya produk impor yang masih mencapai 6,6 juta ton pada tahun 2021.

"Utilitas kapasitas produksi masih di bawah 60 persen, ini karena masih banyaknya produk baja impor," ujar Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan dalam acara Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022 di Surabaya, Jumat (1/12/2022).

Meski begitu, ia mengatakan industri baja nasional dalam 5 tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik.

Baca juga: KJL Layani Ekspor Baja Krakatau Steel ke Malaysia

"Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021," terangnya.

Sementara volume produksi meningkat dari 7,9 juta ton pada 2017, menjadi 14 juta ton pada 2021. Karena itu menurut dia, kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) harus terus diterapkan.

"Salah satu kuncinya P3DN dan TKDN harus terus diterapkan," ujarnya.

Chairman IISIA Silmy Karim menyebut, konsumsi baja per kapita Indonesia saat ini masih kurang dari 70 kg per kapita per tahun, jauh tertinggal dari Korea Selatan 1.076 kg, China  667 kg, Jepang 456 kg, dan Amerika Serikat 291 kg per kapita per tahun.

Baca juga: Biaya Kereta Cepat Bengkak, Erick Thohir: Harga Baja Naik Luar Biasa


Konsumsi baja Indonesia bahkan tertinggal dibandingkan dengan konsumsi baja per kapita negara tetangga ASEAN, seperti Malaysia 210,5 kg, Thailand 233,3 kg, dan Singapura 273,5 kg per kapita.

Dari sisi produksi, Indonesia saat ini baru memproduksi baja kasar sebanyak 14,3 juta ton, jauh tertinggal dari Tiongkok 1.03 miliar ton, India 118,2 juta ton, Jepang 96,3 juta ton, Amerika Serikat 85,8 juta ton, Rusia 75,6 juta ton, dan Korea Selatan 70,4 juta ton.

“Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa peluang berkembangnya industri baja nasional masih sangat besar sehingga kita dorong agar industri baja nasional dapat terserap oleh kebutuhan dalam negeri,” ujar Silmy.

Baca juga: Kemendag Temukan Produk Impor Baja Ilegal Senilai Rp 41,68 Miliar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com