Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argentina Juara Dunia di Tengah Krisis Ekonominya yang Parah

Kompas.com - 19/12/2022, 14:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Argentina tampil sebagai juara Piala Dunia 2022 setelah mengalahkan Prancis melalui adu penalti di final. Negara Amerika Latin ini mengakhiri penantian juara usai 36 tahun.

Final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis dilangsungkan di Stadion Lusail, Minggu (18/12/2022) malam WIB.

Argentina menjadi jawara usai mengungguli Prancis 3-2 pada adu penalti, menyusul hasil sama kuat 3-3 sampai perpanjangan waktu.

Lionel Messi menyumbang dua gol Argentina, sedangkan satu lainnya terlahir dari kaki Angel Di Maria. Di seberang kubu, Kylian Mbappe menciptakan hat-trick bagi Prancis.

Baca juga: Berapa Hadiah Uang yang Diterima Argentina sebagai Juara Piala Dunia?

Krisis ekonomi Argentina

Gelar juara Piala Dunia bagi Argentina juga serasa obat di tengah krisis ekonomi yang mendera negara itu. Meski belum mengalami resesi, pertumbuhan ekonomi negara itu hanya 0,25 persen. 

Dikutip dari Reuters, Senin (19/12/2022), kemerosotan ekonomi membuat berita unjuk rasa menghiasi pemberitaan Argentina, terlebih ibu kota Buenos Aires.

Para pengunjuk rasa ini menuntut pemerintah untuk segera mengatasi inflasi yang sangat tinggi sejak beberapa tahun terakhir.

Kondisi ini membuat harga-harga bahan kebutuhan pokok melonjak drastis, terutama bagi masyarakat kalangan menengah dan menengah ke bawah.

Baca juga: Apa yang Membuat Qatar Begitu Kaya Raya?

Protes pendemo juga menuntut pemerintah sayap kiri Presiden Alberto Fernandez untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan daya beli pekerja yang semakin berkurang dan memperhatikan jumlah tunawisma yang membengkak.

"Argentina sedang mengalami krisis besar," kata Eduardo Belliboni, ketua organisasi buruh lokal, Polo Obrero saat berunjuk rasa.

Menurut data resmi yang dirilis pemerintah, tingkat kemiskinan negara Amerika Selatan itu turun tipis menjadi 36,5 persen pada paruh pertama tahun ini, turun dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2021 sebesar 37,3 persen.

INDEC atau Badan Statistik Argentina angka kemiskinan di negara itu pada semester pertama 2021 berada di level 40,6 persen, meski angka itu turun sebesar 9 persen di banding periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

Meski berstatus sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Amerika Selatan, ekonomi Argentina sangat terpukul akibat inflasi yang mencapai lebih dari 100 persen.

Banyak ekonom menyebut, negara dengan penduduk 45 juta jiwa itu sejatinya memiliki banyak masalah ekonomi.

Selain angka pengangguran yang tinggi, mereka yang bekerja juga tak memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Selama satu dekade terakhir, orang yang tidak menganggur alias bekerja juga tidak menjamin mereka tidak miskin," ujar Eduardo Donza, ekonom dari Argentina's Catholic University.

Baca juga: Khrushchyovka, Cara Uni Soviet Sediakan Rumah Murah bagi Warganya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com