Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi "Crowdfunding" Masih Terus Tumbuh, Aludi Bakal Gencar Edukasi Investor dan UKM

Kompas.com - 19/12/2022, 16:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) menilai bahwa potensi industri portfolio investasi di Securities Crowdfunding (SCF) atau urun dana di Indonesia cukup besar.

Hal ini terlihat sejak munculnya pada tahun 2020 konftribusi portfolio investasi SCF telah mencapai sebesar 6,54 persen dari seluruh portfolio investasi di Indonesia dengan nilai total dana yang dihimpun per 17 Desember 2022 sebanyak Rp 727 miliar.

Sayangnya dengan potensi SCF yang telah menghadirkan keuntungan namun pada waktu yang sama mengundang potensi adanya resiko kerugian.

Baca juga: Potensi Crowfunding Masih Besar, Aludi Catatkan Jumlah Pemodal SCF Naik 30,5 Persen di 2022

Oleh sebab itu pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menunjuk Aludi untuk membangun, memperkuat, dan menjaga industri layanan urun dana yang saat ini sedang berkembang di Indonesia melalui regulasi yang dibentuk serta edukasi yang akan di sosialisasikan kepada khalayak luas.

Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM KemenKop UKM Temmy Satya Permana mengatakan, sejauh ini sulitnya mendapatkan pembiayaan menjadi keluhan yang paling banyak dirasakan oleh UKM ketika ingin mengembangkan skala usahanya.

Oleh sebab itu dia berharap dengan adanya SCF, tidak ada lagi UKM yang mengeluhkan dalam hal mengakses dana.

"Namun ini juga harus dibarengi dengan edukasi karena SCF ini baru. Ibarat kayak mobil listrik, barang baru enggak ada yang tahu cara pakainya dan begitu juga SCF. Semoga dengan adanya SCF UKM bisa mendapatkan pendanaan yang sustainable tanpa dibebankan biaya yang besar," ujar dia dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (19/12/2022).

Sementara itu, Wakil Ketua Aludi Heinrich Vincent mengatakan, perkembangan industri ini akan masih terus bertambah. Dengan demikian, pihaknya juga akan terus mengedukasi baik para investor hingga pelaku UKM untuk mengakses pendanaan.

Baca juga: Securities Crowdfunding Nasional Terus Berkembang, Ini Buktinya

"Di sisi lain kami juga akan duduk bersama dengan teman-teman penyelenggara supaya ada bayangan dari sudut pandangan mereka dan mengetahui investasi itu seperti apa. Hopefully dengan banyaknya hal-hal seperti itu masyarakat bisa well educated dan tahu industri yang diinvestori ini seperti apa," jelasnya.

Policy Director Aludi Calvim Jonathan mengatakan, pihaknya sebagai asosiasi memiliki tugas dan fungsi untuk memberikan advokasi, informasi, konsultasi, dan pengawasan terhadap ekosistem industri layanan urun dana.

Dengan begitu dia berharap ke depannya industri layanan urun dana indonesia dapat bertumbuh dan minat masyarakat akan industri ini dapat meningkat.

Adapun Aludi mencatatkan per 17 Desember 2022, penyelenggara dari SCF yang telah berizin OJK mencapai sebanyak 12 perusahaan.

Sepanjang 2022 perusahaan UKM penerbit tercatat mencapai 342 penerbit yang terdiri dari 253 penerbit saham, 5 penerbit saham syariah, 4 penerbit Obligor, dan 80 Penerbit Sukuk.

Kemudian dari sisi jumlah pemodal yang ada di SCF, naik 30,5 persen dari sebelumnya 513.224 pada tahun 2021 kini menjadi 669.685 sepanjang 2022.

Baca juga: 4 Jenis Fintech Crowdfunding di Indonesia, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com