JAKARTA, KOMPAS.com - Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan Januari 2023 berada di level 6.953. Adapun pergerakan IHSG di awal bulan tahun 2023 dipengaruhi oleh beberapa hal seperti minimnya transaksi hingga kenaikan suku bunga The Fed.
"Target IHSG di level 6.953. Minimnya transaksi di awal Januari ini juga terlihat dari wait and see investor terhadap data ekonomi terbaru dan jelang pengumuman Fed Rate pada awal Februari mendatang," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina di Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Martha mengatakan, pada akhir bulan Desember 2022, IHSG ditutup pada level 6.851. Pada bulan Januari, IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran terbatas dengan support di level 6.739 dan resistance di level 7.084.
Baca juga: IHSG Masih Cenderung Sideways, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Sementara itu sepanjang tahun 2023 Martha memperkirakan IHSG dapat mencapai 7.880, tumbuh sekitar 15 persen dari posisi akhir 2022.
Martha menambahkan, setelah turun 0,3 persen pada November 2022, IHSG turun 3,3 persen ke level 6.851 pada Desember 2022. Namun demikian, secara Year to Date (YtD), IHSG meningkat 4,1 persen.
"Tantangan untuk dunia di tahun 2023 dengan inflasi, resesi, pengetatan moneter dan likuidasi. Orang melihat tahun 2023 awan mendungnya akan melanda ekonomi global termasuk Indonesia," kata Martha.
Baca juga: Pasca IPO, Bank Sumut Pastikan Pemegang Saham Seri A dan B Dapat Dividen
Dia menjelaskan, selama bertahun-tahun, bulan Desember merupakan bulan terbaik bagi pergerakan IHSG. Namun, untuk pertama kalinya, dalam 21 tahun terakhir, IHSG ditutup -3,2 persen MoM pada Desember 2022.
"Pupusnya harapan window dresing ini tidak lepas dari anjloknya bursa global di tengah ancaman resesi, inflasi dan pengetatan likuiditas pada tahun 2023. Dengan ini, window dressing di tahun lalu tidak terjadi," lanjut Martha.
Pelemahan IHSG juga didorong oleh net sell asing di bulan Desember 2022 sebesar Rp 19,5 triliun, setelah pada bulan sebelumnya tercatat net sell Rp 1,7 triliun. Sepanjang tahun 2022, net buy tercatat Rp 44,5 triliun setelah menyentuh Rp 70 triliun pada September 2022.
Baca juga: Wanaartha Life Kembali Gelar RUPSLB, Pemegang Saham Pengendali Tidak Hadir
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengungkapkan, tren penurunan IHSG terjadi karena adanya perlambatan ekonomi global dan adanya potensi resesi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.