Contoh stagflasi yang masih hangat bisa digambarkan dengan kondisi ketika pemerintah di sebuah negara mencetak uang, yang menyebabkan peningkatan jumlah uang dan menyebabkan inflasi, sekaligus menaikkan tarif pajak yang bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Risiko terjadinya stagflasi kini mengancam Myanmar ketika tengah mengalami kudeta militer. Kudeta militer menyebabkan banyak penduduk Myanmar yang menganggur dan perekonomian negara itu pun tumbuh melambat.
Baca juga: Pengertian Konsumsi dalam Ekonomi, Pahami Tujuan dan Contohnya
Myanmar juga mengalami kenaikan harga bahan pokok yang disebabkan oleh keterbatasan pasokan. Diberitakan Frotier Myanmar, kini konsumen tengah mengalami tekanan akibat kenaikan harga-harga, termasuk di dalamnya harga BBM yang telah meningkat nyaris dua kali lipat setelah kudeta.
Keterbatasan pasokan BBM pun membuat beberapa SPBU di negara itu harus menghentikan operasional. Di sisi lain, bank sentral setempat juga mulai menjual dollar AS dengan tarif diskon untuk beberapa importir bahan bakar terpilih.
Dengan demikian, para importir BBM tersebut bisa membawa masuk bahan bakar dan diesel untuk dijual di bawah harga pasar.
Stagflasi disebabkan oleh apa? Investopedia mengungkap bahwa para ekonom berdebat tentang akar penyebab stagflasi. Artinya, tidak ada konsensus nyata di antara para ekonom tentang penyebab stagflasi.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Uang Fiat: Definisi, Kelebihan, dan Kekurangannya
Meski begitu, mereka telah mengajukan beberapa argumen untuk menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Secara umum, tahapan stagflasi adalah ketika kejutan pasokan terjadi.
Ini merupakan kejadian yang tidak terduga, seperti gangguan pasokan minyak atau kekurangan suku cadang penting.
Guncangan seperti itu juga terjadi selama pandemi Covid-19 dengan gangguan aliran semikonduktor yang memperlambat produksi segala sesuatu mulai dari laptop hingga mobil dan peralatan.
Guncangan seperti itu dapat memengaruhi semua faktor yang membentuk stagflasi yakni inflasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Mengapa dalam Ekonomi Modern Setiap Negara Memiliki Bank Sentral?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.