JAKARTA, KOMPAS.com – Gelombang PHK masal masih membayangi tahun 2023, yang tentu akan membebani masyarakat dalam konteks yang luas. Beberapa perusahaan besar seperti Google, Microsoft, Amazon, hingga Spotify bahkan tak luput dari badai PHK.
Mengutip CNN, badai PHK tersebut membuat para pekerja merasa tidak dihargai setelah upaya mereka mendorong kinerja perusahaan bertahun-tahun.
Menurut CEO Onwards HR, platform teknologi offboarding untuk tim sumber daya manusia, hukum, dan keuangan Sarah Rodehorst, PHK haruslah dilakukan dengan baik.
Selama ini, PHK yang dilakukan dinilai tidaklah mengedepankan rasa hormat. Beberapa perusahaan mengirimkan surel kepada pekerjanya, atau mengumumkannya dalam pertemuan-pertemuan besar para pekerja.
“Pekerja harus merasa diperlakukan dengan hormat. Beberapa perusahaan memperlakukan proses offboarding seperti transaksi, bukan komunikasi pribadi dengan para pekerjanya,” ujar Rodehorst mengutip CNN, Jumat (27/1/2023).
Baca juga: Daftar 8 Perusahaan Teknologi Dunia yang Lakukan PHK Massal 2023, Mulai dari IBM sampai Microsoft
Rodehorst menambahkan, salah satu contoh baru-baru PHK dilakukan oleh big tach Google pekan lalu, ketika induk perusahaan Google Alphabet memberhentikan 12.000 orang. Hal pertama yang dilakukan perusahaan adalah mengirimkan email PHK pada sore hari.
Pengakuan beberapa pegawai, mereka juga tidak mendapatkan akses masuk ke perusahaan setelahnya. Walau demikian, Google enggan berkomentar pada hal tersebut.
Lalu, apa yang harus dilakukan perusahaan dalam menyikapi badai PHK massal yang terjadi saat ini?
Baca juga: Mengekor Google dan Amazon, IBM Bakal PHK 3.900 Karyawan
Karena gelombang PHK meningkat di beberapa sektor tahun ini, seperti yang terjadi pada Microsoft, Goldman Sachs, Stitch Fix, dan lainnya, tentunya para pekerja harus mendapatkan bantuan hukum.
Raymond Lee, CEO CareerMinds, sebuah perusahaan outplacement virtual mengatakan, pemberi kerja juga harus memastikan pesangon dan tunjangan karyawan yang memadai setelah dikejutkan dengan surel PHK perusahaan.
“PHK yang diberikan via surel tentunya berdampak psikologis bagi pekerja, mulai dari semangat yang lemah, hingga potensi untuk merusah reputasi perusahaan,” kata Lee.
Baca juga: Survei: Risiko Resesi Tak Hanya Sebabkan PHK, tapi Juga Penurunan Gaji
Lee mengatakan, hal ini akan semakin berdampak ketika hal itu diangkat ke media. Seperti yang terjadi ketika CEO Better.com, Vishal Garg memberhentikan 9 persen tenaga kerja perusahaannya dalam panggilan video yang berlangsung kurang dari tiga menit.
"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok sial yang di-PHK. Pekerjaan Anda di sini dihentikan, dan segera efektif," kata Garg.
“Anda menghabiskan banyak upaya dalam orientasi dan memperlakukan orang dengan baik. Tapi ketika sampai pada offboarding, apa yang dilakukan perusahaan membuat Anda merenung. Jika Anda ingin karyawan Anda yang keluar, seharusnya mengatakan, 'Saya sangat menikmati tahun-tahun yang telah saya berikan kepada organisasi,” jelas Lee.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.