Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak, China Salah Perhitungan?

Kompas.com - 03/02/2023, 16:37 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus menyoroti pembengkakan biaya atau cost overrun kereta cepat yang mencapai Rp 21,4 triliun.

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, masalah pembengkakan biaya kereta cepat terjadi akibat beberapa sebab.

Namun dia mengungkapkan, faktor krusial pembengkakan biaya proyek kereta cepat yaitu soal perhitungan. 

Arya mengatakan China mengira sistem harga tanah, listrik, hingga telekomunikasi di Indonesia sama dengan sistem yang ada di China.

Baca juga: Luhut Pastikan Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Selesai Minggu Depan

"Kalau di China, enggak ada kenaikan harga tanah. Ya kalau ditetapkan harga segitu, mau 10-20 tahun tetap segitu. Kalau di Indonesia kan 3 bulan saja sudah berubah. Beperapa sebab coat overrun ya karena kenaikan harga lahan," kata Arya di Kementerian BUMN, Jumat (3/2/2023).

Arya mengatakan, China beranggapan bahwa harga tanah di Indonesia bisa dikunci atau tidak berubah. Namun yang terjadi justru sebaliknya.

Hal sama juga terjadi pada telekomunikasi. Arya mengatakan China menganggap menara telekomunikasi yang ada di Indonesia milik negara.

Baca juga: Luhut: Masalah Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Diselesaikan Pekan Depan di Beijing


Oleh karena itu, China beranggapan jika terjadi pemindahan lokasi Base Transceiver Station (BTS), tidak ada biaya tambahan.

"Okelah milik negara, tapi kan sudah diserahkan pengelolaannya ke BUMN (Telkomsel). Dan kalau kita itu kan kontrak bisnis, ketika diambil, kita rugi. Biaya pengalihan dan sebagainya kan harus dikompensasi, ya mau enggak mau harus ngitung kompensasinya. Kalau di China, itu (menara telekomunikasi) punya negara. Itulah perbedaannya," kata dia.

"Listrik juga, di China listrik disediakan negara. Kalau PLN sediakan listrik sekian besar, rugilah. Di kita antar BUMN tetap (harus) bisnis," ujar Arya.

Baca juga: Kereta Cepat Beroperasi Juli 2023, KCIC Gandeng 20 Perusahaan Mitra

Arya mencontohkan, salah satu BUMN yang mengelola bandara, PT Angkasa Pura, ingin memperluas kapasitas bandaranya di Medan. Namun hal itu tidak bisa secara cuma-cuma, karena lahannya milik PT Perkebunan Nusantara.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja Komisi VI November 2022 lalu mengatakan, pembengkakan biaya atau cost overrun kereta cepat sebesar 1,45 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 21,4 triliun (kurs Rp 14.800 per dollar AS).

Baca juga: Hampir Rampung, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Beroperasi Juli 2023

Pria yang kerap disapa Tiko itu mengatakan, pembengkakan biaya dalam proyek KCJB paling besar adalah pada pekerjaan tanah atau subgrade dan terowongan (tunnel) sepanjang 4,6 kilometer yang harus segera diperbaiki.

"Jadi memang ada biaya-biaya yang tidak masuk di awal sekarang kita sudah sepakati harus masuk ke biaya proyek karena pihak China mengira ini biaya pemerintah bukan biaya proyek," tuturnya.

Baca juga: Kemenhub Gandeng Konsultan Inggris, Pastikan Kesiapan Operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com