JAKARTA, KOMPAS.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan laba tahun berjalan pada 2022 sebesar 200,4 juta dollar AS, meningkat 20,8 persen jika dibanding laba tahun 2021 sebesar 165,79 juta dollar AS.
Adapun pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan penjualan sebesar 24 persen menjadi 1.179,4 juta dollar AS pada tahun dibandingkan penjualan tahun 2021 sebesar 953,2 juta dollar AS. Hal ini disebabkan oleh harga realisasi rata-rata yang lebih tinggi.
“Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy dalam siaran pers Jumat (17/2/2023).
Baca juga: Vale Bangun Proyek Smelter Nikel dengan Kapasitas Produksi 73.000 Ton per Tahun di Morowali
Di tahun 2022, perseroan membukukan EBITDA sebesar 477 juta dollar yang didorong oleh harga realisasi nikel yang lebih tinggi tersebut. Adapun harga realisasi rata-rata pada tahun 2022 adalah 35 persen lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu.
Sementara itu, Vale mencatat beban pokok pendapatan pada tahun 2022 sebesar 865,9 juta dollar AS atau meningkat 23 persen dari tahun 2021, sebesar 704,3 juta dollar AS. Adapun penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi.
Di sisi lain, produksi PT Vale pada tahun 2022 turun 8 persen, sebesar 60.090 metrik ton nikel dibandingkan produksi tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek Pembangunan Kembali Tanur 4.
Baca juga: Penjelasan PT Timah soal Kecelakaan Tambang yang Menewaskan 2 Pekerja
"Berhubung proyek telah selesai, kami optimis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada tahun 2023 sementara disaat yang bersamaan berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi," kata Febriany.
Adapun harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah 19.348 dollar AS per ton, lebih tinggi dari level tahun 2021 sebesar 14.309 dollar AS per ton.
Di tahun 2022, PT Vale mengeluarkan sekitar 218,8 juta dollar AS untuk belanja modal atau capex. Nilai ini meningkat jika dibanding tahun 2021 sebesar 180,7 juta dollar AS.
Baca juga: Vale Indonesia Produksi 60.090 Metrik Ton Nikel Tahun 2022
Hal ini disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada tahun 2022.
Adapun kas dan setara kas grup pada 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing sebesar 634 juta dollar AS dan 508,3 juta dollar AS. Febriany memastikan pihaknya senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.
"Pengeluaran utama kami adalah untuk proyek Pembangunan Kembali Tanur 4. Kami bersyukur dan akan terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam menerapkan praktik penambangan yang baik dan praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan di operasi kami," kata Ferbriany.
Baca juga: Bahlil Ungkap Banyak Smelter di Indonesia Dimiliki Asing
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.