Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Susun APBN 2024, Ini Sederet Target Ekonomi Jokowi di Akhir Masa Jabatan

Kompas.com - 21/02/2023, 12:26 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mulai menyusun Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. 

Berbagai target makro ekonomi dan pembangunan sosial pun sudah mulai dirancang untuk bisa dicapai di akhir masa jabatan Jokowi-Ma'ruf. Seperti pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan bisa mencapai 5,7 persen hingga kemiskinan ekstrem bisa turun jadi nol persen di 2024.

Target di 2024 tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat terbatas (ratas) mengenaik KEM-PPKF 2024 di Istana Negara pada Senin (20/2/2023) kemarin.

Baca juga: Tak Melulu Pakai APBN, Pemerintah Buktikan Pembangunan di IKN Gunakan Skema KPBU Senilai Rp 41 Triliun

Airlangga mengatakan, tema dalam penyusunan KEM-PPKF 2024 adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan bekelanjutan. Salah satu indikasinya yakni pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5 persen.

"Di 2024 proyeksi pertumbuhan di 5,3 persen-5,7 persen," ujarnya.

Ia menuturkan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di 2024, pemerintah telah menyiapkan strategi, salah satunya dengan menjaga agar ekonomi tetap tangguh dengan berbagai aturan perundang-undangan.

Baca juga: Kepala LKPP soal Dana Pembangunan IKN: Kalau Andalkan APBN Pasti Pusing Tujuh Keliling

Seperti dengan implementasi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja, Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), serta Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

"Kemudian dengan kebijakan transformasi melalui hilirisasi sumber daya alam, transisi energi, peningkatan sumber daya manusia, dan pembangunan IKN (ibu kota negara) ," kata dia.

Baca juga: Bandingkan Defisit APBN RI dengan Negara Maju, Kemenkeu: Cukup Baik

 


Sementara itu, Sri Mulyani menyatakan, pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem bisa turun menjadi nol persen di 2024. Oleh sebab itu, program-program prioritas akan difokuskan untuk penurunan kemiskinan.

Pada dasarnya target tersebut telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Adapun pada Maret 2022, tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia tercatat sebesar 2,04 persen, turun dari Maret 2021 yang sebesar 2,14 persen.

"Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen akan diupayakan pada tahun 2024," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Targetkan Kemiskinan Ekstrem Jadi Nol Persen di 2024

Target penurunan kemiskinan ekstrem

Seiring dengan target menurunnya kemiskinan ekstrem, kata Sri Mulyani, maka target tingkat kemiskinan secara menyeluruh akan turun. Pemerintah membidik tingkat kemiskinan secara umum turun menjadi di kisaran 6,5 persen-7,5 persen di 2024.

Adapun per September 2022, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 9,57 persen, naik dari posisi di Maret 2022 yang sebesar 9,54 persen, namun turun dibandingkan September 2021 yang sebesar 9,71 persen.

"Maka dari kebutuhan untuk pendanaannya (menurunkan tingkat kemiskinan) juga akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan," kata bendahara negara itu.

Di sisi lain, pemerintah juga akan berupaya menurunkan tingkat stunting sesuai arahan Jokowi menjadi 14 persen di 2024. Pada 2022, tingkat stunting tercatat sebesar 21,6 persen, turun dari tahun 2021 yang sebesar 24,4 persen.

Seiring dengan rencana kebutuhan pendanaan untuk mencapai target yang diinginkan di 2024, pemerintah pun menargetkan defisit APBN sebesar 2,16 persen-2,64 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Adapun target defisit di 2024 itu kian mengecil dari defisit APBN 2023 yang disasar sebesar 2,84 persen.

Sri Mulyani menekankan, dalam menyusun kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal terkait APBN 2024, pemerintah tentu memantau sejumlah perkembangan global yang terjadi saat ini.

Di antaranya, konflik geopolitik yang meningkat, inflasi dunia yang sangat tinggi sehingga menyebabkan kenaikan suku bunga global, serta kembali dibukanya lockdown China.

"Ini menimbulkan berbagai macam kemungkinan dan juga beberapa tantangan yang harus kita antisipasi," ucapnya.

Asumsi makro APBN 2024

Berikut sederet target asumsi makro dan pembangunan sosial yang rencananya akan dituangkan di dalam KEM-PPKF terkait APBN 2024:

- Pertumbuhan ekonomi: 5,3 persen-5,7 persen

- Defisit APBN: 2,16 persen-2,64 persen

- Inflasi: 1,5 persen-3,5 persen

- Nilai tukar rupiah: Rp 14.800-Rp 15.400 per dollar AS

- Suku bunga SPN: 6,5 persen-7,4 persen

- Harga minyak mentah Indonesia (ICP): 75-85 dollar AS per barrel

- Lifting minyak: 592.000-651.000 barrel per hari

- Lifting gas: 1.007.000-1.058.000 barrel setara minyak per hari

- Rasio kemiskinan: 6,5 persen-7,5 persen

- Kemiskinan ekstrem: 0 persen

- Gini ratio: 0,36-0,37

- Tingkat pengangguran: 3,6 persen-4,3 persen

- Tingkat stunting: 14 persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com