Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulasan di Balik Usulan Perry Warjiyo sebagai Calon Tunggal Gubernur BI 2023-2028

Kompas.com - 27/02/2023, 08:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perry Warjiyo menjadi calon tunggal gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028 yang diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Perry sebelumnya resmi menjabat sebagai Gubernur BI sejak 16 April 2018 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.70/P Tahun 2018 tanggal 16 April 2018.

Namun, Perry Warjiyo mengucapkan sumpah jabatan pada 24 Mei 2018 sehingga terhitung lima tahun dari pengucapan sumpah itu, masa jabatan Perry akan habis pada 24 Mei 2023.

Lantas, apakah usulan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini sudah sesuai? Simak pendapat dari ekonom, bankir, dan anggota DPR RI berikut ini.

Baca juga: Dikabarkan Jadi Calon Tunggal Gubernur BI, Ini Profil Perry Warjiyo

Pendapat ekonom

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, pilihan Presiden tersebut sudah tepat.

Menurutnya, Perry diusulkan kembali oleh Presiden lantaran memiliki kinerja yang baik selama lima tahun terakhir memimpin BI sehingga Indonesia dapat pulih lebih cepat.

"Saya kira sudah tepat ya. Pak Jokowi nampaknya mengapresiasi kinerja Pak Perry dalam memimpin BI terutama dalam periode badai pandemi," ujar Piter kepada Kompas.com, dikutip Senin (27/2/2023).

Meski demikian, Piter menegaskan, masih terlalu awal untuk menyebut Perry sebagai Gubernur BI baru karena usulan Presiden ini masih harus menunggu persetujuan dari DPR.

"Pilihan Pak Jokowi masih bisa ditolak oleh DPR. Kita tunggu saja," kata dia.

Baca juga: Nama Balon Pengganti Perry Warjiyo Bermunculan, Ini Kriteria yang Harus Dimiliki Calon Gubernur BI

Sebaliknya, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira justru menilai seharusnya Presiden mengusulkan nama lain sebagai calon gubernur BI periode selanjutnya.

Pasalnya, sejauh ini kebijakan suku bunga yang diambil Perry masih mengekor kenaikan Fed Funds Rate dan terbukti lambat untuk lakukan implementasi devisa wajib ekspor (DHE).

"Agak kurang tepat Pak Perry maju dua periode. BI butuh penyegaran, jadi sebaiknya dilanjutkan oleh sosok yang fresh dan memiliki visi moneter progresif," ucap Bhima kepada Kompas.com, dikutip Senin (27/2/2023).

Selain itu, kata Bhima, model kebijakan moneter BI selama Perry memimpin terlalu tunduk pada eksekutif seperti pada kebijakan burden sharing untuk menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Oleh karena itu, menurut dia, BI perlu dipimpim oleh sosok yang tegas agar independensi BI tidak bisa didikte oleh intervensi pemerintah.

Kemudian, pemimpin BI harus berani menyetop cetak uang melalui pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar primer karena berdampak buruk ke inflasi dan menjadi beban BI jangka panjang.

"Masih banyak internal BI yang punya visi dan keberanian, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pasca-pandemi," jelas Bhima.

Baca juga: DPR Terima Usulan dari Jokowi, Perry Warjiyo Jadi Calon Tunggal Gubernur BI

 

Pendapat bankir

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyambut baik usulan tersebut karena telah melihat langsung kinerja Perry selama menjabat Gubernur BI lima tahun terakhir ini.

"Beliau sudah melakukan yang terbaik. Kurs terkendali, inflasi terkendali, dan juga likuiditas diatur dengan baik. Saya kira memang beliau pantaslah meneruskan jabatan sebagai Gubernur BI," ujarnya kepada awak media di ICE BSD, Tangerang, Kamis (23/2/2023).

Baca juga: Bos BCA: Perry Warjiyo Pantas Teruskan Jabatan sebagai Gubernur BI

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com