Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ditunggu "Pertobatan" Massal Pegawai Pajak

Kompas.com - 27/02/2023, 19:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Usai saya nyatakan institusi tersebut dalam fase crisis of public relations, seluruh pegawainya sontak mengganti profile picture-nya dengan latar belakang yang begitu agamis. Padahal penanganan crisis of public relations tidak semata pada penampilan luar tetapi kepada membangun kesadaran bahwa bekerja itu harus jujur, kapabel dan transparan.

Crisis of public relations mengindikasikan reputasi Direktorat Jenderal Pajak sedang ternoda dan terjadinya distrust yang luar biasa. Publik saat ini mudah paham dengan tata kelola Direktorat Jenderal Pajak yang amburadul akibat dunia digital yang sangat transparan dan sangat terhubung.

Dampak dari crisis of public relations di Direktorat Jenderal Pajak sejatinya dapat menghancurkan reputasi Kementerian Keuangan yang telah susah payah dibangun Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani selama dua periode kepemimpinan. Publik dengan mudah menyematkan pernyataan revolusi mental yang dicanangkan Jokowi ternyata benar-benar “mental” di kalangan Direktorat Jenderal Pajak.

Dalam kondisi bangsa yang tengah sempoyongan usai pandemi, harusnya pegawai-pegawai di Direktorat Jenderal Pajak dengan dipelopori Dirjen Pajak menjadi orang tua asuh dari gerakan orang tua asuh.

Keluarga-keluarga pegawai pajak yang bisa bersyukur atas kehidupannya yang makmur harusnya terlibat dalam usaha pengentasan anak-anak stunting. Minimal Dirjen Pajak membantu 100 keluarga stunting, pegawai golongan II mengasuh 25 anak stunting dan golongan III membantu 10 anak stunting.

Andai semua pegawai pajak menjadi penyelamat pengentasan stunting, saya yakin stunting di Tanah Air akan menurun sesuai target Presiden Joko Widodo di 2024, yakni di angka 14 persen.

Saya belum melihat remaja-remaja seperti Mario Dendy Satriyo atau Muhammad Farsha Kautsar di keluarga Direktorat Pajak menjadi aktivis lingkungan hidup seperti kelompok Pandawa yang begitu “keren” membersihkan selokan air yang kumuh.

Adakah kelompok ibu-ibu Pejabat Direktorat Jenderal Pajak menjadi donatur tetap panti-panti asuhan? Kita butuh pertobatan massal pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Tobat bahwa mereka tidak mensyukuri besarnya tunjangan dan keistimewaan yang tidak dimiliki pegawai-pegawai yang lain.

Tobat karena harta yang dimilikinya adalah bagian dari haknya orang lain. Atau jangan-jangan mereka sudah bertobat dan saya masih terlelap dengan mimpi indah memiliki Rubicon dan Moge.

Aaah sudahlah..........

“Betapa aku cemburu pada orang yang pandai menyembunyikan kebaikannya. Dunia tak melihatnya, namun surga merindukannya.” – Uwais Al-Qarni

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com