Ia juga mengusulkan penetapan HPP berdasarkan zonasi, mengingat struktur ongkos usaha tani yang berbeda-beda di setiap daerah, terutama antara daerah sentra produksi dan non sentra produksi.
Kepala Biotech Center (Pusat Bioteknologi) IPB University sekaligus Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan, terkait hitungan biaya produksi padi yang disampaikan, pihaknya telah menghimpun dari asosiasi-asosiasi perberasan.
Untuk AB2TI sendiri biaya produksi dihitung dengan satuan lahan ril yang dikerjakan petani di sebagian sentra produksi, yaitu per 1.500 meter persegi dan berdasarkan kebiasaan petani. Sedangkan beberapa asosiasi yang lain seperti HKTI dan KTNA menghitung dari seluruh wilayah di Indonesia.
"Apapun keputusan HPP yang diambil tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kinerja produksi padi nasional," ungkap dia.
Mengenai posisi harga, berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas per 1 Maret, Rata-rata nasional harga di tingkat produsen GKP Rp 5.160 per kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) Rp 6.210 per kilogram, beras medium Rp 10.490 per kilogram, dan beras premium Rp 11.580 per kilogram. Untuk harga GKP di tingkat petani mengalami penurunan 4,11 persen terhadap rata-rata minggu sebelumnya.
Sedangkan untuk harga di tingkat konsumen, beras medium Rp 11.870 per kilogram, dan beras premium Rp 13.593 per kilogram.
Baca juga: Bulog Pastikan 500.000 Ton Beras Impor Sudah Masuk ke Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.