Dengan demikian, convenience store menjual barang nyaman, shopping store menjual barang shopping, dan specialty store menjual barang spesial.
Bucklin menguraikan, tiga jenis barang dan tiga jenis toko jika dibuat matriks tiga kali tiga, menghasilkan sembilan kemungkinan toko yang menjual berbagai jenis barang, yang tidak selalu linier dengan kategorinya, seperti disajikan pada tabel berikut ini:
Terdapat tiga kombinasi yang linier yang telah disebutkan dan enam yang tidak linier. Mengacu pada kombinasi yang tidak linier tadi, peritel bisa saja menawarkan hybrid convenience store atau toko dengan kombinasi tertentu.
Keenam kombinasi yang tidak linier adalah, pertama, convenience store yang menjual barang shopping.
Apa yang diterapkan hybrid convenience store di Indonesia saat ini seperti Lawson atau Seven Eleven yang sempat hadir di Indonesia, dapat ditafsirkan sebagai perpaduan convenience store-shopping goods.
Secara lokasi, toko ritel ini mudah diakses dan tersebar di banyak tempat, tetapi barang yang ditawarkan tidak melulu barang nyaman.
Konsumen bisa jadi belum memiliki preferensi yang tegas mengenai produk apa yang akan dibeli, karena sekadar iseng-iseng datang, untuk mencari atmosfer baru. Keputusan pembelian baru dilakukan di toko.
Kedua, convenience store menjual barang spesial. Konsumen membeli produk bermerek yang disukai di toko yang paling mudah diakses.
Produk dengan merek yang memiliki reputasi tinggi, dapat ditawarkan melalui konsep convenience store. Kemudahan akses akan makin mendekatkan produk dengan konsumen. Loyalitas akan makin terjaga.
Ketiga, shopping store menjual barang nyaman. Pada kondisi ini konsumen memandang bahwa aneka produk tidak memiliki diferensiasi yang signifikan.
Namun konsumen mencoba membanding-bandingkan berbagai toko untuk memastikan harga yang lebih murah atau pelayanan yang lebih baik.
Peritel yang mengaplikasikan konsep ini, mendesain toko agar konsumen mudah melakukan komparasi antarproduk dan memberikan layanan prima.
Keempat, shopping store menjual barang spesial. Konsumen telah memiliki preferensi yang kuat pada salah satu merek tertentu, namun seperti halnya kombinasi shopping store-barang nyaman, konsumen tetap melakukan perbandingan untuk memastikan ritel terbaik dan memperoleh harga yang paling pantas.
Kelima, specialty store menjual barang nyaman. Pada konsep ini, konsumen menyukai berbelanja di toko yang khusus karena berbagai alasan seperti reputasinya yang baik, tetapi produk yang dicari sebenarnya tidak memiliki perbedaan spesifik, karena merupakan barang kebutuhan sehari-hari.
Peritel membangun toko dengan konsep merek yang kuat dan spesial untuk membangun loyalitas konsumen terhadap toko.