Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Perlunya Data Klasterisasi Produksi Padi

Kompas.com - 15/03/2023, 11:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FANTASTIS, itulah satu kata setelah membaca berita yang menggembirakan dan sekaligus membangga.

Presiden Joko Widodo pada Sabtu (11/3/2023), saat panen raya padi di Kartoharjo, Ngawi, Jawa Timur menyebut bahwa panen di Kabupaten Ngawi bisa menghasilkan padi 8-10,5 ton per hektar.

Sebelumnya pada 9 Maret 2023, saat panen raya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah juga menghasilkan produksi padi sebesar 5,5- 6 ton per hektar.

Kabupaten Ngawi menjadi contoh menarik bagi budidaya padi di tanah air.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mendampingi Presiden dalam panen raya tersebut mengatakan, produksi padi di Kabupaten Ngawi jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain, mencapai produksi padi rata-rata 8 ton per hektar.

Padahal lahan sawah di Ngawi bukan sawah irigasi. Salah satu kuncinya, petani di Ngawi sangat kreatif menggunakan pompa air untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah.

Hal ini membuat Ngawi tetap berkontribusi tinggi pada luas panen di Jatim. Luas panen Maret 2023 di Ngawi tercatat 32.676 hektar dari luas panen 375.403 hektar Provinsi Jatim.

Panen raya pada bulan Februari 2023 tercatat 1,20 juta hektar. Perkiraan produksinya 6,39 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 3,68 juta ton beras.

Selanjutnya panen raya pada Maret 2023, diprediksi sawah yang akan panen seluas 1,70 juta hektar dengan produksi 9,14 juta ton GKG. Produksi tersebut setara dengan 5,26 juta ton beras.

Sementara pada April 2023, sawah yang akan panen seluas 1,15 juta hektar dengan produksi 6,09 juta ton GKG atau setara dengan 3,51 juta ton beras.

Jadi total keseluruhan dari panen raya bulan Februari-April 2023 dengan luas sawah yang panen 4,05 juta hektar menghasilkan 21,62 juta ton GKG yang setara dengan 12,45 juta ton beras.

Bandingkan dengan produksi beras pada saat pertama kali Indonesia swasembada beras di era pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1984 yang mendapatkan penghargaan dari FAO di Roma Italia.

Dengan luas baku sawah yang produktif 7,66 juta hektar, mampu menghasilkan produksi beras 27,01 juta ton untuk mencukupi perut rakyat Indonesia yang pada waktu itu mencapai 170-an juta.

Kemudian pada swasembada beras kedua di era Presiden Joko Widodo tahun 2021, produksi beras Indonesia tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, tahun 2020 sebanyak 31,50 juta ton, dan tahun 2021 mencapai 31,36 juta ton.

Menurut perhitungan BPS, stok padi di lapangan pada akhir April 2022 sejumlah 10,2 juta ton. Produksi beras Indonesia ini untuk mencukupi kebutuhan penduduk Indonesia yang hingga kini telah meningkat menjadi 270 juta jiwa lebih.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com