Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Sentuh Level Terendah 15 Bulan, Harga Minyak Dunia Kembali Menguat

Kompas.com - 21/03/2023, 08:55 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia terpantau rebound atau naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (20/3/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB.

Kenaikan terjadi setelah harga minyak jatuh ke level terendah dalam 15 bulan akibat kekhawatiran pasar bahwa krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) bakal memicu resesi dan berdampak pada permintaan bahan bakar.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2023 naik 1,1 persen atau 82 sen AS menjadi sebesar 73,79 dollar AS per barrel.

Baca juga: Arab Saudi-Rusia Bertemu, Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen

Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak pengiriman April 2023, naik 1,4 persen atau 90 sen AS menjadi sebesar 67,64 dollar AS per barrel.

Begitu pula dengan kontrak berjangka WTI untuk pengiriman Mei 2023 yang saat ini lebih aktif diperdagangkan, naik 89 sen atau 1,3 persen menjadi sebesar 67,82 dollar AS per barrel.

Kenaikan harga minyak dunia tersebut ditopang penguatan bursa saham AS, Wall Street, pada perdagangan Senin waktu setempat.

S&P 500 dan Dow Jones naik, membantu mengangkat harga minyak dari posisi terendah karena adanya ekspetasi pasar untuk Bank Sentral AS, Federal Reserve, akan menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Rabu nanti, guna memastikan masalah sektor bank tidak semakin besar.

Sebelumnya, harga minyak Brent dan WTI sempat turun sekitar 3 dollar AS per barel ke level terendah sejak Desember 2021. Pekan lalu, kedua patokan harga minyak dunia itu bahkan turun lebih dari 10 persen karena krisis perbankan semakin dalam.

Mulanya harga minyak turun meskipun ada kesepakatan bersejarah di mana UBS, bank terbesar Swiss, setuju untuk membeli Credit Suisse dalam upaya menyelamatkan bank terbesar kedua di negara tersebut.

Setelah kesepakatan diumumkan, Bank Sentral AS, Bank Sentral Eropa, dan bank sentral utama lainnya berjanji untuk meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung bank lain.

"Ada banyak pergerakan berbasis rasa takut (dalam harga minyak)," kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.

"Kami tidak bergerak sama sekali pada fundamental penawaran dan permintaan, kami hanya bergerak pada masalah perbankan," imbuhnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih dari 6 Persen, Level Terendah dalam Setahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com