Seperti untuk menekan biaya-biaya operasional itu, maka keputusan komprehensif skala nasional harus dilakukan. Misalnya terkait harga avtur, kurs rupiah terhadap dollar AS, proses pengadaan sparepart dan lainnya.
Selain itu juga harus dikaji ulang strategi penerbangan nasional. Termasuk di dalamnya mengkaji ulang konektivitas penerbangan yang saat ini hanya bertumpu di Jakarta sebagai super hub.
Serta strategi menghadapi penerbangan-penerbangan dari negara lain, seperti misalnya dari Singapura dan Malaysia.
Jika kita melihat peta, sesungguhnya Singapura dan Malaysia masih di dalam Indonesia. Jarak Jakarta-Singapura dan Jakarta – Kuala Lumpur, masih lebih dekat dibanding dengan jarak Jakarta – Aceh, apalagi dengan jarak Jakarta-Makassar atau Jakarta -Jayapura.
Jadi wajar kalau warga Jakarta lebih banyak liburan ke Singapura, Kuala Lumpur bahkan ke Jepang atau ke Korea dari pada ke Maluku atau Papua, karena jaraknya jauh, waktu perjalanan lama dan tiketnya mahal.
Jika ingin memperbaiki hal itu, mari kita duduk bersama, membahas strategi penerbangan nasional. Jangan cuma mengeluh, menekan dan menyalahkan maskapai atau meminta masyarakat untuk wisata ke dalam negeri saja. Padahal tiket wisata ke luar negeri lebih murah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.