Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI-Fast Kerap Alami Gangguan, Asosiasi Sistem Pembayaran Beberkan Penyebabnya

Kompas.com - 04/04/2023, 17:33 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pembayaran Bank Indonesia Fast Payment (BI-Fast) saat ini sudah menjadi pilihan utama bagi nasabah yang membutuhkan biaya transfer lebih terjangkau. Namun, sistem ini kerap mengalami gangguan, sehingga nasabah tidak dapat mengakses layanan tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem mengatakan, salah satu penyebab gangguan dari sistem BI-Fast ialah jumlah transaksi yang sangat besar. Pasalnya, sistem pembayaran itu langsung menghubungkan transaksi antar peserta yang sudah memiliki kapasitas transaksi.

"Kadang-kadang tidak siap, adalah tiba-tiba arus pengiriman dan penerimaan besar sekali. Ini kan ekosistem close loop di BI-Fast, ada penerima dan pengirim," kata dia kepada wartawan, di Jakarta, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Amar Bank Kini Terapkan Sistem Pembayaran BI-Fast

Lebih lanjut ia menjelaskan, akibat tingginya arus transaksi tersebut, transaksi terganggu atau macet. Akan tetapi, nasabah tidak dapat mengetahui gangguan tersebut dialami oleh bank asal atau tujuan.

"Otomatis layanan dirugikan. Kedua customer enggak tahu mana yang bikin macet," katanya.

Santoso yang juga menjabat sebagai Direktur PT Bank Central Asia Tbk mencontohkan, misal satu bank biasanya melayani 60-70 juta transaksi secara total. Namun, ketika bank tersebut melayani transaksi hingga 140 juta transaksi, sistem pembayarannya, dalam hal ini BI-Fast, akan kelebihan kapasitas dan alami gangguan.

Baca juga: Simak Cara Transfer BI Fast BNI di Aplikasi Mobile Banking


"Ibarat kaya air bah saja. Mirip konsep itu," ujarnya.

Bank sentral sendiri disebut telah menentukan kapasitas maksimum transaksi peserta BI-Fast. Namun, Santoso mendorong adanya pembenahan untuk mengantisipasi gangguan layanan pembayaran.

"Kemampuan untuk memprediksi dari pada stakeholder yang terlibat ini penting. Kemampuan ini yang harus terus menerus di-upgrade," ucapnya.

Baca juga: Peserta BI-Fast Bertambah 16, Ini Rinciannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com