Dengan pembayaran THR dan tren belanja rumah tangga di momentum Ramadhan dan Idul Fitri setiap tahunnya, maka proyeksi tersebut dapat dikatakan relevan dan rasional. Hal ini juga sejalan dengan proyeksi beberapa lembaga internasional.
IMF bahkan baru-baru ini merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, dari sebelumnya di kisaran 4,8 persen pada Januari 2023 menjadi 5 persen pada Maret 2023 ini (money.kompas.com, 26/3/2023).
Dengan adanya pembayaran THR bulan April ini, maka diduga angka proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2023 dapat dicapai dengan relatif mudah.
Jika dibandingkan dengan tren yang sama pada 2022 dan 2021, memang secara umum pada kuartal II di mana momen Ramadhan dan Idul Fitri yang dibarengi dengan pembayaran THR dapat memberikan kontribusi signifikan pada angka pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu di kisaran angka 5 persen (news.detik.com).
Selain itu untuk menjaga momentum yang pertumbuhan ekonomi dan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi, pemerintah juga terus mengupayakan pemulihan ekonomi melalui instrumen fiskal, dengan strategi seperti pengendalian inflasi, menjaga daya beli masyarakat terutama masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan perlindungan sosial. Selain itu, dukungan kepada sektor UMKM juga terus diberikan.
Sementara itu, gaji ke-13 yang akan mulai dicairkan pada Juni 2023 juga diharapkan dapat menjadi stimulus dan terus menjaga tren angka pertumbuhan ekonomi periode semester I 2023 ini.
Dengan besaran angka yang sama seperti THR (gaji pokok ditambah 50 persen tunjangan kinerja, termasuk tunjangan profesi guru dan tunjangan profesi dosen) maka pertumbuhan ekonomi nasional diharapkan dapat tetap stabil sepanjang tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.