Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Mencoba Pesawat Comac ARJ 21 Produksi China

Kompas.com - 19/04/2023, 13:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, menurut dia, insulasi suaranya sangat bagus sehingga kabin pesawat tidak terlalu bising terutama dari suara mesin.

Memang saat itu kita duduk di bagian depan pesawat, sedangkan mesin di bagian belakang, namun mengingat pesawatnya tidak terlalu panjang, diperkirakan tingkat kebisingan di kursi bagian belakang juga tidak jauh beda.

Secara keseluruhan, dia menilai pesawat ini sudah mengalami banyak sekali perbaikan dari sisi teknis maupun komersialnya dibanding pesawat platformnya dan bahkan bisa menyamai pesawat sejenis B737 NG atau A320.

Menunjang pariwisata

Selama perjalanan ke Bali, pesawat terbang di ketinggian 35.000 kaki. Pesawat ini sebenarnya mampu terbang sampai ketinggian 39.000 kaki.

Selama perjalanan, pilot banyak memberi informasi tentang daerah-daerah yang dilewati. Seperti, misalnya, saat melewat daerah Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur.

Sayangnya awan tebal menyelimuti kompleks wisata yang terkenal sampai ke internasional itu. Hanya terlihat pucuk Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa.

Jika kita terbang pagi atau sore hari dan cuaca cerah, saya yakin keindahan Bromo akan terlihat jelas.

Saat perjalanan pulang dari Denpasar menuju Jakarta, pilot juga memberi informasi daerah wisata Gunung Agung di Bali. Sayangnya saat itu sudah malam hari, jadi gunungnya tidak terlihat jelas.

Menurut Director and Shareholder TransNusa, Leo Budiman, pesawat ARJ21 ini memang didatangkan untuk menunjang industri pariwisata nasional.

Menurut dia, transportasi udara berkaitan erat dengan pariwisata, baik itu pariwisata domestik maupun internasional dengan mendatangkan turis dari luar negeri.

Panjang landasan pendaratan untuk pesawat ini sepanjang 1.600 meter dan panjang landasan untuk mengudara sepanjang 1.700 meter.

Runway sepanjang itu banyak dijumpai di bandara-bandara Indonesia, terutama yang di kota-kota menengah. Dengan demikian, pesawat ini bisa menghubungkan banyak kota di Indonesia.

Dengan daya jelajah maksimal 2.200 km sekali terbang, pesawat ini bisa digunakan untuk terbang dari Denpasar menuju Palu, Ambon.

Kalau ke daerah Indonesia barat bisa mencapai Padang, Pekanbaru bahkan Kuala Lumpur, Malaysia.

Atau kalau akan dipakai untuk menunjang transportasi dari Balikpapan sebagai kota terdekat untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, bisa diterbangkan sampai ke Padang, Pekanbaru, Palembang, Denpasar, Manado, Sorong dan lainnya.

Dengan kapasitas kursi hanya 90 penumpang, tentu tidak terlalu sulit untuk memenuhi kapasitas pesawat dari kota-kota menengah tersebut, berbeda dengan pesawat yang kapasitasnya 180 kursi ke atas.

Tinggal menghitung ongkos produksinya saja, semoga tidak terlalu tinggi dan harga tiketnya sesuai dengan layanan yang diberikan.

Jadi, kita tunggu saja kiprah pesawat ini di Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com