Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operator Tangguh LNG Target Rehabilitasi 7.000 Hektar Lahan di Papua Barat

Kompas.com - 19/04/2023, 13:12 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - British Petroleum (BP) sebagai operator proyek migas LNG Tangguh di Bintuni, Papua Barat, menargetkan merehabilitasi total 7.000 hektar lahan di Provinsi Papua Barat.

Hingga saat ini BP telah merehabilitasi lebih dari 1.320 hektar hutan di Weriagar dan Kamundan, Kabupaten Bintuni. Luasan lahan yang direhabilitasi tersebut lebih dari dua kali luasan lahan yang digunakan untuk operasi Tangguh LNG, yakni 650 hektar.

Sebagian besar dari 1.320 hektar lahan yang direhabiitasi tersebut merupakan hutan bakau. Lebih dari 80 persen pekerja yang terlibat dalam proses penanaman dan pemeliharan lahan rehabilitasi tersebut berasal dari masyarakat setempat.

Menurut BP, Berdasarkan SK Menteri Kehutanan tahun 2004, Pemerintah telah mengalokasikan lahan seluas 3.380 hektar (ha) untuk operasi Tangguh LNG. Namun lahan yang digunakan untuk Tangguh Train 1, 2 dan 3 tidak lebih dari 650 hektar, termasuk di dalamnya penggunaan 8 hektar hutan bakau untuk membangun Tangguh.

Baca juga: BNI Salurkan Kredit ke Proyek Gas Tangguh Senilai 25 Juta Dollar AS

Selanjutnya, ada rencana rehabilitasi hutan seluas 1.888 hektar di Kabupaten Bintuni dan Sorong Selatan. "Kemudian akan dilanjutkan lagi dengan tahap rehabilitasi selanjutnya seluas 3.776 hektar," tulis BP Indonesia melalui rilis pers, Rabu (19/4/2023).

Dengan demikian, sesuai dengan komitmen bersama BP dengan Pemerintah seperti dinyatakan dalam dokumen AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan) Tangguh, luas lahan yang akan kami rehabilitasi akan mencapai 6.984 hektar.

"Pemenuhan kewajiban Tangguh LNG untuk menjaga lingkungan juga didukung penuh oleh SKK Migas dan di bawah pengawasan ketat dari para lenders Tangguh LNG dan instansi lain terkait, termasuk Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK)," lanjut BP Indonesia.

Baca juga: Kementerian ESDM: Gas Bumi Paling Besar Dimanfaatkan Industri, Disusul untuk LNG dan Pupuk

Sebagai informasi, BP telah mengoperasikan Tangguh LNG sejak 2009, terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Lebih dari 99 persen dari anggota tim BP adalah orang Indonesia. Lebih dari 72 persen pekerja yang mengoperasikan Tangguh Train 1 dan Train 2 saat ini berasal dari Papua.

Program pembangunan berkelanjutan Tangguh turut mendukung keberlanjutan sosial untuk
masyarakat di sekitar wilayah operasi melalui program-program pemberdayaan masyarakat asli dalam berbagai bidang termasuk pendidikan, kesehatan, tata kelola serta kewirausahaan
penduduk lokal.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia resmi memperpanjang kontrak BP di proyek gas Tangguh Papua Barat pada 23 Desember 2022 lalu.

Tiga blok migasyang diperpanjang kontraknya yakni Blok Berau, Muturi, dan Wiriagar yang kontraknya seharusnya berakhir 2035 mendatang.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan, perpanjangan Kontrak Kerja Sama BP di ketiga blok migas ini akan menciptakan investasi baru hingga 4,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 66 triliun, baik untuk kegiatan eksplorasi maupun pengembangan.

Dengan demikian, investasi baru ini akan menghasilkan penerimaan negara sebesar 5,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 80 triliun. Selain itu, perpanjangan kotrak ini juga diharapkan akan mendatangkan efek berganda (multiplier effect) bagi ekonomi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com