Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Gelap Kemiskinan di Korea Selatan

Kompas.com - 22/04/2023, 23:54 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Korea Selatan bisa dibilang adalah salah satu negara paling maju ekonominya di Benua Asia. Industrinya yang cukup dominan adalah produksi film hingga hingga grup-grup musik.

Kualitas dan kuantitas industri musik dan film ini begitu berkembang pesat, dari sisi kualitas maupun kuantitas. Industri lainnya yang jadi andalan Korea Selatan antara lain teknologi, pariwisata, otomotif, dan elektronik.

Namun di balik gemerlap majunya Korea Selatan, tersimpan rahasia kecil tentang penduduknya yang harus hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka harus tinggal di rumah sempit dan berjuang untuk bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pernah menonton film berjudul Parasite? Untuk pertama kalinya, film asal Korea Selatan ini bahkan memborong penghargaan pada Academy Award ke-92 atau Oscar 2020 di Los Angeles dengan empat kategori sekaligus.

Film dengan plot penuh intrik ini menyabet kategori Best Picture dan Best Original Screenplay atau Skenario Asli Terbaik yang merupakan dua kategori bergengsi di Oscar 2020.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Namun meski ceritanya fiksi belaka, kehidupan dalam film merupakan realitas sosial yang memang terjadi di Negeri Gingseng.

Film tersebut bercerita tentang sebuah keluarga Gi Taek (Song Kang Ho) yang sangat miskin. Semua anggota keluarganya merupakan pengangguran.

Saking melaratnya, keluarga tersebut harus tinggal berdesakan di sebuah apartemen bawah tanah atau semi basement yang kecil dan gelap.

Sementara di alur cerita lainnya, kehidupan kontras sebuah keluarga yang amat kaya yang tinggal di perumahan super elit dengan sang kepala keluarga adalah Park (Lee Sun Gyun).

Apartemen Gi Taek beserta istri dan dua anaknya ini digambarkan hidup serba susah, sehingga terpaksa tinggal di apartemen bawah tanah yang disebut banjiha.

Asal tahu saja, lantaran tak kuat menyewa properti yang layak, ribuan keluarga miskin di Korea Selatan harus hidup di banjiha yang kumuh dan gelap.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Dilansir dari BBC, pada dasarnya banjiha merupakan tempat tinggal yang jauh dari kata layak dengan sedikit cahaya yang masuk. Bahkan saking minimnya cahaya, tanaman kecil sejenis succulent sulit untuk hidup.

Karena letaknya di basement, penghuni banjiha bisa mengintip suasana di luar apartemen dari jendela yang letaknya hampir di bawah gang sempit.

Saat musim panas datang, penghuninya akan merasa sangat sumpek karena kelembaban yang tinggi. Belum lagi jamur yang tumbuh sangat subur di dalam apartemen kumuh itu.

Soal kamar kecil, jangan ditanya. Air dan kotoran kerap menggenangi lantai. Sementara langit-langit di beberapa bagian tempat tinggal itu sangat rendah sehingga perlu merunduk agar kepala penghuni terhindar dari membentur langit-langit.

"Pertama kali saya pindah, saya mendapatkan memar karena tulang kering saya membentur di tangga dan goresan karena merentangkan tangan saya di dinding beton," kata Oh (31), salah seorang pekerja logistik yang menghuni banjiha.

Menurut Oh, saat ini dirinya sudah terbiasa dengan tempat tinggalnya itu.

Park Young-jun (kanan) tertarik dengan tempat dan harga sewa yang rendah dari banjiha.BBC INDONESIA Park Young-jun (kanan) tertarik dengan tempat dan harga sewa yang rendah dari banjiha.

"Saya sekarang sudah tahu letak dimana ada gundukan dan lampu berada," ucapnya.

Film Parasite yang disutradarai Bong Joon-ho mengisahkan tentang sisi lain kehidupan Korsel dimana masih terdapat jurang kesenjangan sosial yang sangat kontras.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Ekonomi Warga Palestina?

Banjiha merupakan potret kerasnya kehidupan di kota-kota besar di Korsel. Keberadaan banjiha sendiri sudah cukup lama. Sejarah tempat tinggal di ruang-ruang kecil ini bisa ditarik saat perang Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Pada tahun 1968, tentara Korea Utara menyelinap masuk ke Seoul dalam misi membunuh Presiden Korea Selatan Park Chung-hee. Upaya pembunuhan itu gagal.

Lantaran kekhawatiran adanya serangan Korut, Pemerintah Korsel memperbaharui aturan, dimana semua bangunan apartemen bertingkat rendah yang baru dibangun harus memiliki ruang bawah tanah untuk difungsikan sebagai bunker saat keadaan darurat.

Namun, lama kelamaan seiring masa damai, bunker tersebut dialihkan pemilik apartemen untuk disewakan sebagai tempat tinggal murah. Meski awalnya menyewakan banjiha merupakan tindakan ilegal.

Tetapi karena permintaan hunian yang meningkat pesat serta krisis properti di tahun 1980-an, membuat kebutuhan papan semakin menipis di kota-kota besar, memaksa pemerintah melegalkan ruang bawah tanah bisa ditinggali.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

Tahun 2018, PBB mencatat meskipun Korsel jadi negara dengan ekonomi terbesar di urutan ke-11 dunia, perumahan bagi warga miskin masih jadi masalah yang tak kunjung terselesaikan di negara itu.

Untuk pekerja di bawah usia 35 tahun, rasio kemampuan sewa terhadap pendapatan masih berkisar 50 persen.

Kondisi ini membuat banjiha jadi alternatif hunian terjangkau dengan sewa bulanan sekitar 540.000 won atau sekitar 453 dollar AS per bulannya. Sementara gaji rata-rata orang berusia 20-an tahun sekitar 2 juta won atau 1.679 dollar AS per bulan.

"Saya baik-baik saja tinggal di apartemen ini. Saya memilih tempat ini untuk menghemat uang dan bisa menabung lebih banyak," kata Oh.

"Di Korea, orang-orang berpikir penting memiliki rumah dan mobil yang bagus. Saya pikir memang banjiha itu potret kemiskinan. Mungkin ini sebabnya, dimana saya tinggal, itu menentukan siapa saya," kata Oh lagi.

Baca juga: Membandingkan Harga BBM Nonsubsidi Pertamina RI Vs Petronas Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis

Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis

Whats New
IHSG Merah di Awal Sesi, Rupiah Melemah

IHSG Merah di Awal Sesi, Rupiah Melemah

Whats New
Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Whats New
Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Whats New
Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Whats New
Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Work Smart
IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Earn Smart
'Face Recognition' Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

"Face Recognition" Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

Work Smart
Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Whats New
'Startup' Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

"Startup" Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

Work Smart
[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com