KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengajak masyarakat, khususnya petani, menggunakan pupuk organik dibanding pupuk kimia.
Arahan itu disambut sebuah komunitas petani muda yang menamai diri Petani Muda Keren di Bali. Komunitas ini menginisiasi gerakan supaya petani mampu membuat pupuknya sendiri.
Dengan begitu, para petani bisa lebih mandiri dalam memanfaatkan bahan organik di sekitar, seperti kotoran sapi, kambing, dedaunan, dan bahan organik lain.
"Saya rasa pupuk organik yang dibuat langsung petani kualitasnya jauh lebih baik," kata Agung Wedhatama, Koordinator Petani Muda Keren Bali dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (28/4/2023).
Agung mengatakan, pupuk organik adalah solusi alternatif terbaik dan bagi para petani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi.
Baca juga: Lewat Proses Alami, Sasa Bikin Produk Samping Jadi Pupuk Organik Cair
Terlebih, kata dia, jumlah pupuk subsidi terbatas karena alokasinya sekitar 9 juta ton pada 2023.
"Jadi kami di Petani Muda Keren sejak awal menggunakan pupuk organik, tidak sama sekali menggunakan pupuk kimia, apalagi dengan pupuk subsidi kualitas pertanian kami semakin baik," ujarnya.
Agung menyebutkan, penggunaan pupuk organik dapat membuat produktivitas semakin naik dan biaya (cost) produksi akan semakin turun.
“Tanah semakin subur, harga semakin baik, mikroorganisme hayati semakin banyak sehingga hasil pertanian semakin meningkat," sambungnya.
Oleh karena itu, kata Agung, pihaknya menyarankan para petani mulai melakukan kemandirian dengan membuat pupuk sendiri, yaitu pupuk organik.
Baca juga: Presiden Jokowi Senang Petani di Tuban Banyak Menggunakan Pupuk Organik
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.