Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Melemah Tinggalkan Level 6.900, Bagaimana Rupiah?

Kompas.com - 02/05/2023, 09:38 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (2/5/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.21 WIB, IHSG berada pada level 6.855,79 atau turun 59,9 poin (0,87 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.915,71.

Sebanyak 179 saham melaju di zona hijau dan 297 saham di zona merah. Sedangkan 181 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,7 triliun dengan volume 2,7 miliar saham.

Bursa Asia pagi ini bergerak mayoritas di zona merah dengan penurunan Nikkei 0,06 persen (17,8 poin) di level 29.105, Hang Seng Hongkong di level 19.807,1 atau melemah 0,43 persen (84,96 poin). Sementara itu, Strait Times menguat 0,4 persen (13,2 poin) pada posisi 3.283,85.

Baca juga: Usai Long Weekend, Mampukah IHSG Bangkit?

Pada penutupan perdagangan Senin, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 46,46 poin, atau 0,14 persen di level 34.051,70. S&P 500 turun 0,04 persen ditutup pada level 4.167,87. Sementara Nasdaq Komposit melemah 0,11 persen (13 poin) di posisi 12.212,60.

Sebelumnya, William Hartanto Founder WH Project mengatakan, secara teknikal, walaupun disertai dengan isu Sell In May dan efek ex date dividend, pelemahan IHSG yang mungkin terjadi ini lebih seperti koreksi sehat.

“Arah menurun, namun tidak merupakan kondisi yang di luar dari kebiasaan IHSG saat mengalami aksi profit taking. Kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung melemah dalam range 6.856 – 6.950,” kata William dalam rekomendasinya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot juga melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.21 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.683 per dollar AS, atau turun 9 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.675 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena sentimen positif ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang hanya satu kali saja untuk tahun ini. Bank Sentral AS kemungkinan hanya akan menaikan 25 basis poin pada rapat moneter yang akan berlangsung di pekan ini.

“Pergerakan nilai tukar regional terlihat menguat terhadap dollar AS pagi ini dan memberikan sentimen positif ke pergerakan rupiah hari ini. Selain suku bunga AS, investor juga merespon positif kebijakan pemerintah AS dalam menangani masalah krisis First Republic,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Pengambilalihan Bank bermasalah di AS, First Republic, oleh JP Morgan memberikan sentimen positif ke pasar keuangan karena ini bisa mengurangi dampak negatif dari kejatuhan bank besar ke perekonomian.

“Dari dalam negri, rilis data inflasi kemungkinan masih memperlihatkan inflasi yang terkendali dan ini memberikan sentimen positif ke rupiah,” tegas dia.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah masih bisa mengalami penguatan ke level Rp 14.600 per dollar AS sampai dengan Rp 14.750 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Kian Menguat, 1 Dollar AS Setara Rp 14.674

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com