Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat FEKDI 2023, Pemerintah Perkuat Ekonomi dan Inovasi Keuangan Digital Indonesia

Kompas.com - 08/05/2023, 17:32 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Ekonomi dan keuangan digital Indonesia dapat dioptimalkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, pangsa pasar ini sangatlah besar, yakni 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN.

Salah satu cara untuk menumbuhkan ekonomi digital adalah mengembangkan inovasi dan kepercayaan, utamanya inovasi penyediaan sistem pembayaran digital serta keamanan dan perlindungan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

FEKDI 2023 yang mengangkat tema Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth itu diadakan di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Baca juga: Ganjar, Prabowo, dan Airlangga Masuk Bursa Capres Versi Musra, tapi Keputusan di Tangan Jokowi

Sebagai informasi, FEKDI merupakan ajang sinergi kebijakan dan showcasing berbagai produk dan inovasi, implementasi kebijakan, serta pencapaian dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital.

Acara tersebut diselenggarakan oleh BI, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta sejumlah kementerian/lembaga terkait.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, melalui FEKDI 2023, setiap pihak memperkuat akselerasi sinergi dan inovasi menuju Indonesia Maju.

Dengan digitalisasi, sebutnya, masyarakat dapat melakukan transaksi ekonomi keuangan di mana saja. Sebab, BI berkomitmen untuk menjadikan ekosistem sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) yang menyatukan visi sejak tahun 2019.

Baca juga: Akui Ada yang Protes, Menko Airlangga Sebut Aturan Devisa Hasil Ekspor Segera Terbit

"Hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) menyatukan satu nusa dan bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commerce membentuk bangsa digital," tutur Perry, dikutip dari ekon.go.id, Senin.

Oleh karenanya, Perry mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan.

Hal tersebut ditandai dengan nilai ekonomi digital pada 2022 yang mencapai 77 miliar dollar Amerika Serikat (AS). USD atau tumbuh 22 persen year-on-year (yoy). Angka ini diproyeksikan akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga 130 miliar dollar AS pada  2025.

Baca juga: JK Dikunjungi Prabowo, Airlangga, dan Cak Imin, Mengapa?

Untuk itu, pemerintah dinilai perlu mendorong berbagai upaya dalam mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut melalui berbagai inovasi kebijakan.

“Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038,” ungkap Airlangga.

Ia pun berharap FEKDI 2023 bisa menjadi ruang bersama yang mendorong sinergi dan inovasi pengembangan keuangan dan ekonomi digital Tanah Air.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com