Salah satu kunci dari komunikasi yang efektif adalah memastikan pesan tersampaikan dengan baik dan mudah dimengerti tanpa harus berbelit-belit. Saat wawancara, jawablah pertanyaan dengan to-the-point, jelas, dan juga ramah.
Jawaban yang terlalu panjang dan topiknya melebar kemana-mana bisa membuat perekrut tidak nyaman.
4. Kandidat tidak akan tahu kisaran gaji di awal rekrutmen (Mitos)
Ketika kamu mencari kerja di job portal seperti JobStreet, banyak perusahaan yang mencantumkan kisaran gaji di iklan lowongan kerja.
Sebanyak 40 persen orang yang menjadi responden menyatakan bahwa informasi kisaran gaji adalah aspek terpenting yang mereka lihat ketika melihat iklan lowongan kerja.
Perusahaan memberikan informasi ini supaya bisa menyortir kandidat dengan ekspektasi gaji sesuai budget, dan kamu bisa melihat apakah range gaji yang ditawarkan sesuai atau tidak.
Dengan begitu, baik perusahaan maupun kamu sebagai kandidat bisa terhindar dari negosiasi yang alot karena tawaran yang terlalu jomplang dari ekspektasi.
Baca juga: Tips Lolos Wawancara Kerja dan Mendapatkan Gaji Tinggi
5. Mengirimkan email follow-up adalah hal yang wajar (Fakta)
Terkadang, ada kejadian ketika kamu harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan kabar setelah wawancara. Bisa jadi ini karena perusahaan sedang merekrut banyak orang sehingga butuh waktu untuk memproses hasil wawancara, atau sesederhana karena luput.
Saat wawancara, kamu bisa bertanya “Kapan kira-kira saya akan diberikan kabar lanjutan?” Jika ternyata lewat dari waktu yang dijanjikan belum ada kabar, tidak ada salahnya untuk kamu mengirimkan email follow-up ke perekrut.
Pada umumnya, perekrut akan memberikan kabar dalam satu sampai dua minggu. Jadi, kamu bisa follow-up jika belum diberikan kabar juga.
6. Sepanjang rekrutmen, kandidat cukup menggunakan satu platform saja (Mitos)
Cara mencari pekerjaan yang efektif salah satunya dengan memanfaatkan platform yang berbeda, mulai dari cari lowongan hingga melamar pekerjaan.
Menurut laporan JobStreet, kandidat mencari kerja atau mempertimbangkan untuk mencari kerja lewat rekomendasi teman sebanyak 38 persen, job boards atau platform rekrutmen sebanyak 29 persen, dan iklan media sosial sebanyak 26 persen.
Setelah tertarik dengan lowongannya, kamu bisa mencari informasi lebih lanjut langsung di website perusahaan, seperti yang dilakukan mayoritas kandidat sebanyak 54 persen.