Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5 Persen

Kompas.com - 29/05/2023, 20:55 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 20 tahun terakhir terjebak di kisaran 5 persen. Faktor tersebut juga yang salah satunya membuat Indonesia masih sulit menjadi negara dengan pendapatan tinggi atau high income country.

Pemerintah sendiri menargetkan Indonesia bisa keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap dan menuju bisa menjadi negara berpenghasilan tinggi atau high income country pada 2045 mendatang.

Target tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang tengah disusun Bappenas.

Baca juga: Bersiap IPO, VKTR Berencana Dukung Transportasi Bebas Emisi di IKN

“Satu permasalahan kita adalah pertumbuhan ekonomi selama ini berkisar di angka 5 persen saja atau stuck di 5 persen,” tutur Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti dilansir dari Kontan.co.id, Senin (29/5/2023).

Amalia mengungkapkan, berdasarkan analisa Bappenas, pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen tidak cukup untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan pendapatan tinggi atau high income country sebelum tahun 2045.

Oleh sebab itu, diperlukan akselerasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Amalia mengungkapkan, terdapat beberapa permasalahan yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terjebak di 5 persen.

Baca juga: Simak Perbedaan Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan

Permasalahan tersebut di antaranya, tingkat produktivitas masyarakat Indonesia masih rendah dan relatif menurun jika dibandingkan dengan negara lain seperti China, Malaysia, Vietnam, India dan Thailand.

“Bahkan jika dibandingkan dengan bagaimana produktivitas kerja kita jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang ada saat ini, kita juga di bawah China,” jelasnya.

Permasalahan lain adalah kontribusi sektor manufaktur di Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun. Menurutnya kontribusi sektor manufaktur Indonesia sempat menyentuh angka 27,4 persen dari PDB pada 2005. Akan tetapi, pada 2022 kemarin kontribusinya justru menurun dan berada di level 18,3 persen dari PDB.

Baca juga: Sandiaga Uno: Bali dan Bromo Paling Diminati Wisatawan Lokal saat Libur Panjang

“Ini adalah salah satu faktor mengapa kita tidak bisa menyediakan lapangan kerja yang pantas atau bisa menyediakan pendapatan yang layak dan baik untuk masyarakat. Padahal salah satu syarat agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi adalah ukurannya income per kapita,” tambahnya.

Amalia menambahkan, dengan ketersediaan lapangan kerja yang layak, maka tujuan Indonesia untuk segera menjadi negara dengan berpenghasilan tinggi akan segera tercapai. Selain itu, masyarakat juga akan lebih sejahtera lagi.

Selain itu, transformasi ekonomi juga akan membawa ekonomi di setiap provinsi untuk mampu keluar dari middle income trap. Upaya transformasi super prioritas yang akan di lakukan pemerintah di antaranya, pertama peningkatan anggaran ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (iptekin) dan menuju komersialisasi oleh industri.

Baca juga: Bandara Kertajati Resmi Layani Penerbangan Haji 2023

Kedua, industrialisasi, hirilirasi komoditas unggulan hingga produk akhir dan industri padat karya terampil, padat teknologi dan inovasi, serta berorientasi ekspor. Ketiga, sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti ekonomi biru, bioekonomi, dan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual.

Keempat, percepatan trannsisi energi didukung jaringan listrik terintegrasi, serta transportasi hijau. Kelima, superplatform untuk percepatan transformasi digital dan produksi talenta digital. Keenam, integrasi konektivitas dengan Kawasan pertumbuhan ekonomi, dan ketujuh, pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Transformasi ini, rerata pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan harus di antara 6 persen sampai 7 persen. Diperkirakan di 2041 Indonesia bisa keluar dari middle income trap. kalau kita bisa tumbuh rata-rata sebesar 7 persen dalam 20 tahun ke depan maka akan keluar dari middle income trap lebih cepat lagi yaitu di 2038,” imbuhnya.

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5%, Begini Kata Bappenas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com