Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ir. Bram Hertasning, MTM, MlogMan, IPM, CRA, CRP
Kepala Bidang Transportasi Perkotaan Kemenhub

Kepala Bidang Transportasi Perkotaan
Pusat Kebijakan Lalu Lintas Angkutan & Transportasi Perkotaan
Badan Kebijakan Transportasi
Kementerian Perhubungan

Mewujudkan Transportasi Cepat Massal Perkotaan Berkualitas

Kompas.com - 05/06/2023, 12:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo menginstruksikan agar kota-kota besar di Indonesia selain Jakarta, seperti Bandung, Medan, dan Surabaya, untuk segera memulai pembangunan sarana angkutan umum massal (SAUM) khususnya MRT (mass rapid transit) dan/atau LRT (light rail transit).

Hal ini demi mengatasi/mengurangi kemacetan, meningkatkan konektivitas, dan mempercepat mobilitas masyarakat di kota-kota besar tersebut.

Tersedianya sistem transportasi cepat massal yang berkualitas tinggi akan menarik atau menstimulasi masyarakat untuk semakin banyak beralih menjadi pengguna SAUM ramah lingkungan tersebut.

Berkualitas tinggi dalam hal ini berarti andal, modern, cepat, berfrekuensi tinggi, nyaman, bersih, mudah diakses, berkeselamatan (safe) dan aman (secure).

Andal dalam arti dapat dipercaya karena didukung sistem pengelolaan/layanan yang baik (jadwal, jaminan pasokan listrik, kesiapan kereta, SDM dan lainnya), dan ‘modern’, yakni menggunakan sarana/prasarana berteknologi mutakhir.

Cepat dalam arti dapat berlari pada kecepatan ideal karena memiliki jalur tersendiri/lintasan khusus ’anti macet’ dengan sarana/prasarana modern.

Berfrekuensi tinggi, yakni dengan headway relatif singkat. Nyaman dengan fasilitas sangat baik dan inklusif, termasuk untuk kelompok rentan (lansia, balita, ibu menyusui/hamil, dan penyandang disabilitas) sejak dari stasiun hingga kereta, serta bersih dengan perawatan kebersihan berstandar internasional.

Mudah diakses karena terinterkoneksi dengan baik dengan moda transportasi lain dan posisi stasiun mudah dijangkau dari manapun serta tersedianya platform digital.

Berkeselamatan dalam arti ‘aman secara teknis’, yakni sistem yang meminimalkan risiko yang dapat mencelakai penumpang (kebakaran, tabrakan, pintu terkunci, AC mati dan lainnya) dan tersedianya prosedur/peralatan darurat.

Terakhir tapi sama pentingya adalah aman dalam arti ‘aman secara nonteknis perkeretaapian’, yakni tersedianya sistem pengamanan (ketercukupan petugas sekuriti dan CCTV) yang mampu menjamin keselamatan penumpang, terutama dari kemungkinan berbagai tindak kriminal, termasuk sexual harassment pada penumpang wanita.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih menjadi pengguna SAUM ramah lingkungan tersebut, maka penggunaan BBM fosil dapat dikurangi, meskipun listrik yang menggerakkan MRT/LRT bersumber dari pembangkit yang sebagian besar masih bertumpu pada PLTU batu bara.

Namun demikian, pengembangan MRT/LRT telah sejalan dengan upaya mitigasi perubahan iklim.

Rencana untuk mewujudkan sistem SAUM di kota-kota besar tersebut patut berkaca pada ‘pengalaman’ Jakarta dalam merencanakan, membangun dan mengoperasikan MRT/LRT/BRT.

Pada satu sisi, terwujudnya MRT dan LRT Jakarta merupakan capaian besar, satu success story. Pada sisi lain, pengalaman kegagalan dengan terbengkalainya tiang-tiang monorel di kawasan Kuningan dan Senayan tidak perlu terulang.

MRT/LRT Jakarta

Ilustrasi MRT Jakarta.Dok. PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya Ilustrasi MRT Jakarta.
Dibanding kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara seperti Kuala Lumpur, Bangkok, Singapura, dan bahkan Manila, Jakarta terbilang terlambat menyediakan transportasi publik berbasis rel yang berkualitas.

Ketika Jabodetabek masih hiruk pikuk dengan KRL yang penumpangnya berjejal hingga menaiki atap gerbong, MRT telah beroperasi di Singapura (1987), Kuala Lumpur (1995), Manila (1999), dan Bangkok (2004).

Sebagian besar atau sebagian dari jalur MRT di kota-kota tersebut dibangun di bawah permukaan tanah (subway).

Namun demikian, Jakarta memiliki sistem BRT (bus rapid transit) pertama di Asia Tenggara yang beroperasi sejak 2004.

Praktis jauh lebih mudah membangun BRT dibanding MRT/LRT. Hal ini karena MRT melibatkan proses konstruksi bawah permukaan tanah dan layang (elevated).

Akhirnya MRT Jakarta terwujud juga sejak 2019 dengan rute Lebak Bulus – Bundaran HI. Dubes Uni Eropa ketika itu bahkan memuji MRT Jakarta lebih modern dari MRT di berbagai kota Eropa, yakni ketika mengikuti perjalanan perdana tahun 2019.

Kehadiran LRT Jakarta rute Pegangsaan Dua – Velodome yang dibangun melayang (elevated) dan beroperasi sejak akhir 2019 melengkapi sistem transportasi massal modern di ibu kota.

Namun, baik cakupan layanan MRT maupun LRT yang ada saat ini masih terbatas. Masing-masing hanya memiliki satu rute saja.

Oleh karena itu, MRT koridor utara – selatan akan dilanjutkan dengan pengembangan untuk fase 2, 3, dan 4.

Fase 2 mencakup rute Thamrin – Kota, dan Mangga Dua – Ancol Barat. Rute Thamrin – Kota saat ini dalam proses pembangunan, yakni segmen Thamrin – Harmoni ditargetkan selesai pada Juni 2027, dan segmen Harmoni - Kota ditargetkan selesai pada April 2029.

Jalur MRT juga akan dikembangkan pada koridor timur – barat yang meliputi rute-rute Cikarang - Ujung Menteng – Tomang - Kembangan – Balaraja (fase 3), dan rute Fatmawati – TMII (fase 4). Rute-rute tersebut kiranya cukup besar potensi penumpangnya.

Demikian pula jalur LRT akan dikembangkan baik pada koridor selatan maupun koridor utara. Pada koridor selatan, rute Pegangsaan Dua – Velodome segera akan disambung dengan rute Velodrome – Manggarai, dan Velodrome – Klender, serta Klender – Halim.

Konstruksi fisik untuk rute Velodrome – Manggarai (5,8 kilometer) akan dimulai tahun ini dan ditargetkan beroperasi tahun depan.

Pada koridor utara, jalur LRT akan dikembangkan untuk rute Kelapa Gading – Jakarta International Stadium/JIS, dan JIS – Rajawali.

Pada lingkup mega urban Jabodetabek, melengkapi moda KRL Jabodetabek yang telah ada dan kini kualitas layanannya cukup baik, dan jaringan LRT dalam kota Jakarta yang sedang dikembangkan, juga tengah dibangun jaringan LRT Jabodetabek.

Jalur LRT Jabodetabek tahap 1 (Cawang – Cibubur, Cawang – Dukuh Atas, dan Cawang – Bekasi Timur) diharapkan beroperasi Juli ini.

Setelahnya, akan dilanjutkan dengan pengembangan tahap 2 yang mencakup rute Dukuh Atas – Senayan, Cibubur – Bogor, dan rute Palmerah – Grogol.

Demikianlah, pada akhirnya, sebelum 2030, di wilayah mega urban Jabodetabek akan tersedia layanan transportasi cepat massal berkualitas tinggi.

Mungkin nanti, ketika ibu kota baru negara di Kalimantan Timur sudah berfungsi sepenuhnya, Jakarta akan tetap menjadi ‘ibu kota bisnis’ dan kota pusat jasa berskala internasional.

Kita lihat saja kota-kota besar dunia seperti New York (AS), Shanghai (Tiongkok), Mumbai (India), Sao Paulo (Brasil), dan Sydney (Australia), bukanlah ibu kota, akan tetapi merupakan kota terbesar di negaranya masing-masing.

Kota-kota besar lainnya

Di luar wilayah Jakarta atau mega urban Jabodetabek, Palembang menjadi kota besar pertama yang memiliki LRT, yakni pada 2018. Hal ini terkait dengan event Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

Rencana pembangunan MRT dan/atau LRT di kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, Makassar, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan wilayah Bali, di samping memperhatikan faktor efisiensi pergerakan (rute-rute dengan potential demand tinggi), cakupan layanan, dan integrasi antarmoda, baik penentuan trase maupun desain perlu memperhitungkan faktor potensi kegempaan dan posisi sesar (fault lines).

Struktur subway/underground metro di Northridge, Los Angeles, AS, misalnya, didesain untuk tahan gempa hingga magnitudo (M) 7 dan ketika terjadi gempa berskala M 6,7 pada tahun 1994, aman-aman saja.

Demikian pula subway di Kobe, Jepang, tidak mengalami kerusakan berarti oleh gempa berskala M 7,2 tahun 1995 silam.

Sepanjang didukung dengan kualitas konstruksi berstandar tinggi, struktur bawah tanah seperti itu bahkan relatif lebih aman dibandingkan struktur layang.

Menurut BMKG, BNPB, dan sumber lainnya, Medan, Palembang, dan Semarang termasuk wilayah berpotensi seismic rendah, serta Surabaya medium. Demikian pula Makassar relatif aman dari gempa berskala besar.

Bandung dan Bali (terutama Tanjung Benoa, kabupaten Badung) berpotensi seismic relatif tinggi, cukup rentan pada gempa berskala menengah (hingga M 7), akan tetapi masih di bawah potensi seismic Kota Yogyakarta.

Wilayah DIY dilewati sejumlah sesar lokal aktif dan tidak jauh dari zona ‘mega thrust’ di laut selatan Jawa.

Namun, maju terus saja dengan rencana membangun MRT dan/atau LRT. Los Angeles di AS yang dapat dikatakan tiap hari gempa toh punya LRT dan subway yang aman. Tanggal 1 Juni lalu bahkan tercatat 16 kali gempa berskala kecil di wilayah AS tersebut.

Interkoneksi antarmoda perlu direncanakan dengan baik. Keberadaan MRT, LRT, dan BRT bukan untuk saling bersaing, melainkan untuk saling melengkapi. Dalam hal ini Los Angeles juga dapat menjadi salah satu referensi.

Dengan terbangunnya sistem transportasi cepat massal berkualitas tinggi di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya di Indonesia sebelum 2030, berarti ikut berkontribusi dalam menyelamatkan planet bumi dan mendukung pencapaian agenda SDGs 2030.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com