Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Catat Nilai Tukar Petani Turun 0,34 Persen pada Mei 2023

Kompas.com - 05/06/2023, 19:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Mei 2023 sebesar 110,20.

Angka tersebut turun 0,34 persen secara bulanan dibandingkan NTP pada April 2023.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, penurunan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani turun sebesar 0,02 persen.

"Sedangkan, Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,32 persen," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Lewat Program Sawit Terampil, 520 Petani Kantongi Sertifikasi RSPO

Ia menjelaskan, penurunan NTP Mei 2023 dipengaruhi oleh turunnya NTP di dua subsektor pertanian.

Entitas yang memengaruhi penurunan NTP adalah subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,53 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,29 persen.

Adapun, pada Mei 2023 terjadi kenaikan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,40 persen.

Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran.

Baca juga: Bursa CPO Dinilai Bisa Untungkan Asing dan Bebani Petani Sawit


Lebih lanjut, Pudji menjelaskan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) nasional Mei tercatat sevesar 110,74.

Angka tersebut turun 0,16 persen dibandingkan NTUP bulan sebelumnya.

Sebagai informasi, nilai tukar petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Baca juga: Badan Pangan Nasional Siapkan Penyesuaian Harga Gula di Tingkat Petani

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com