Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita TikToker Rugi Besar Tertipu Jombingo: Tertarik karena "High Return" dan Didukung Pemerintah

Kompas.com - 29/06/2023, 09:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aplikasi e-commerce Jombingo ramai di media sosial setelah disebut merugikan member atau anggotanya.

Salah satu TikToker yang menjadi korban penipuan Jombingo Satyasalsabila (Bila) menceritakan, awal ketertarikannya bergabung menjadi anggota Jombingo adalah karena menawarkan keuntungan yang tinggi (high return) serta legalitas perusahaan tersebut yang terjamin.

Informasi mengenai Jombingo memberikan keuntungan yang besar didapatkan Bila dari teman dekatnya sendiri yang juga menjadi anggota Jombingo yang saat ini juga menjadi korban. Singkatnya, tepat pada akhir Mei 2023, Bila memutuskan untuk bergabung menjadi anggota Jombingo.

"Dia high return jadi aku tertarik dan juga sudah di bawah pemerintah langsung dan didukung pemerintah terdaftar di OSS, bahkan PSE di Kominfo juga ada. Yah, saya berpikir bahwa aplikasi itu benar-benar aman, sepercaya itu aku sama pemerintah," ujar Bila saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/6/2023).

Berangsur selama lebih dari sebulan menjadi anggota Jombingo, Bila mengaku tidak curiga sama sekali dengan semua transaksi di aplikasi tersebut. Sebab, semua transaksi dan pengisian modal untuk saldo transaksi dikembalikan oleh manajemen Jombingo.

Baca juga: E-Commerce Jombingo Bermasalah tapi Terdaftar PSE, Pemerintah Dinilai Kecolongan

Model transaksi konsinyasi

Bila menceritakan, di Jombingo sendiri, model transaksinya adalah konsinyasi.

Untuk diketahui, konsinyasi merupakan tindakan memberikan suatu barang kepada pihak lain untuk dijual kepada pembeli yang belum dipastikan keberadaannya. Lokasi penjualan dilakukan di luar negeri dengan metode penjualan berbentuk lelang melalui pasar bebas atau bursa dagang.

Adapun proses mendapatkan keuntungan dari Jombingo sendiri adalah anggota yang sudah mendaftar jadi member akun akan dihubungi oleh admin dari manajemen Jombingo.

Nantinya admin tersebut akan memasukan anggota member yang sudah terdaftar ke dalam satu grup yang isinya adalah anggota-anggota lain. Para member tersebut akan diberikan pelatihan mengenai cara menjualkan barang produk-produk yang dipasarkan oleh Jombingo.

Baca juga: Ini Cara Kerja Aplikasi Jombingo, yang Diduga Rugikan Member hingga Rp 90 Juta

Uniknya, harga produk yang dijual di Jombingo sangat murah. Misalnya saja untuk sepeda motor merek Mio, bila harga pasarannya sekitar Rp 20 juta, di Jombingo hanya dijual Rp 6 jutaan.

Tugasnya anggota member adalah mengonsinyasikan produk tersebut dan keuntungannya akan dibagi oleh manajemen Jombingo ke dompet saldo anggota.

"Misal Jombingo punya produk juicer yang harganya Rp 800.000 untuk dijual. Nah, member-member ini akan masuk ke dalam satu grup khusus produk juicer yang akan dijual lagi melalui sistem konsinyasi tadi. Kalau berhasil dijual, dari situlah keuntungannya yang kami dapatkan," jelas Bila.

"Rp 800.000 itu yang jadi modal kita yang akan di-top up menjadi saldo ,namun nanti tetap akan dikembalikan bersama pembagian keuntungan penjualan. Kenapa bisa dapat keuntungan ratusan juta karena biasanya satu akun bisa raup keuntungan paling sedikit Rp 200.000 per hari," sambung Bila.

Baca juga: Apakah Saldo DANA Bisa Dicairkan?

Member tidak bisa tarik saldo

Bila menyadari telah tertipu adalah ketika dirinya ingin menarik saldo, tetapi penarikannya ditolak. Total saldo yang dimilikinya mencapai ratusan juta rupiah, tetapi tak sepeser pun bisa diambil Bila.

Kemudian, dirinya pun mencoba mencari tahu informasi dari anggota yang lain, tetapi nasibnya sama.

"Ternyata di grup semua anggota ngeluh. Enggak ada yang bisa menarik saldo," katanya.

Bahkan, ketika Bila ingin melaporkan ke admin manajemen Jombingo, tak satu pun direspons dengan baik.

"Si admin cuma bilang, 'Enggak ada tuh yang maksa kalian untuk ikutan Jombingo, bukan salah saya. Salah kalian sendiri kok mau ditipu'," ungkap Bila.

Halaman:


Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com