Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Utang Indonesia ke IMF

Kompas.com - 05/07/2023, 16:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan utang Indonesia ke IMF atau International Monetary Fund kembali menjadi perbincangan publik belakangan. Hal ini menyusul pernyataan Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadlia yang menegaskan, Indonesia sudah terbebas dari jerat IMF.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo memastikan, Indonesia sudah tidak memiliki utang ke IMF. Seluruh utang yang diberikan IMF ketika Indonesia mengalami krisis moneter pada 1997-1998 telah dilunasi.

"Pada dasarnya Pemerintah Indonesia tidak memiliki utang ke IMF," kata dia, kepada Kompas.com, Rabu (5/7/2023).

"Utang atau bantuan dari IMF kepada Indonesia terkait dengan krisis keuangan Asia thn 1998 telah lunas dibayar pada bulan Oktober 2006," sambungnya.

Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Indonesia Sudah Tidak Punya Utang ke IMF

Dalam dokumen laporan keuangan IMF juga ditunjukan, tidak terdapat oustanding pembiayaan terhadap IMF. Dokumen ini diterbitkan pada pengujung Mei lalu.

Lebih lanjut Yustinus menjelaskan, terkait sejarah atau histori utang Indonesia ke IMF terkait pembiayaan krisis moneter besarannya terus berubah dari tahun ke tahun. Outstanding pembiayaan dari IMF paling tinggi tercatat pada 2000, dengan nilai sebesar 8,3 miliar SDR (special drawing rights) atau setara sekitar 11,1 miliar dollar AS.

"Mengenai jumlah utang IMF ke Indonesia terkait krisis moneter th 1998, jumlahnya berubah-ubah, sejak 1997 hingga 2005," ujar Yustinus.

Histori outstanding utang Indonesia ke IMF

Berdasarkan dokumen IMF Credit Oustanding, pembiayaan dari IMF ke Indonesia mulai dilakukan pada 1997, dengan nilai sebesar 2,2 miliar SDR. Sebagai informasi, SDR bukanlah mata uang, tetapi aset cadangan internasional yang nilainya didasarkan pada sekeranjang lima mata uang, yakni dollar AS, euro, renminbi, poundsterling, dan yen.

Kemudian, pada 1998 outstanding pembiayaan dari IMF meningkat menjadi 6,45 miliar SDR. Pada tahun berikutnya, nilai outstanding kembali meningkat menjadi 7,46 miliar SDR.

Baca juga: Sri Mulyani Tolak Rekomendasi IMF soal Pencabutan Larangan Ekspor Nikel

Pada 2000, nilai outstanding lagi-lagi meningkat, menjadi 8,32 miliar SDR. Outstanding pembiayaan kemudian menyusut pada 2001 menjadi 7,25 miliar dollar AS.

Nilai outstanding kembali menyusut pada 2002 menjadi 6,52 miliar SDR. Pada 2003, outstanding sedikit meningkat menjadi 6,92 miliar SDR.

Lalu, pada 2004 outstanding utang kembali menurun menjadi 6,24 miliar SDR. Penurunan kembali terjadi pada 2005, di mana outstanding menjadi 5,46 miliar SDR. Baru lah pada 2006 Indonesia terbebas dari utang IMF.

"Pada 2006 seluruh utang sudah terlunasi," ucap Yustinus.

Baca juga: Luhut Temui IMF Awal Agustus, Bakal Sampaikan RI Konsisten Larang Ekspor Nikel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com