Salah satu cara mulai membangun kesadaran ini adalah meningkatkan kemampuan mendengarkan. Saat mendengarkan, kita akan belajar memahami argumen atau opini yang diutarakan orang lain. Pemimpin juga akan menghargai saat ada orang lain memberi umpan balik dan kritik.
Ketiga, yaitu memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri. Bagaimana kita membentuk pola hidup yang sehat atau buruk akan berdampak pada produktivitas diri. Pemimpin dengan self-leadership akan peduli terhadap kesehatan diri sehingga membentuk pola hidup sehat untuk meminimalisasi timbulnya penyakit.
Selain itu, tanggung jawab ini juga berhubungan dengan kesadaran diri. Saat menjadi pemimpin, kita tak bisa bertindak sebagai seseorang dengan level staf. Pada tahap ini, kita dituntut memiliki kemampuan pengaturan emosi yang lebih tinggi.
Saat ada masalah, kita tak boleh lari atau melimpahkannya ke orang lain. Pemimpin dengan self-leadership justru mau mengakui kesalahan dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
Orang tersebut juga berkomitmen untuk menyelesaikan masalah dengan bijak tanpa adanya pemberian stigma atau asumsi negatif yang bisa merusak hubungan dengan rekan kerja lainnya.
Mulai menumbuhkan pola pikir terhadap self-leadership tentu akan memberikan dampak positif yang signifikan pada diri sendiri dan tim secara keseluruhan.
Lantas, bagaimana cara Ardelia menumbuhkan self-leadership? Temukan jawaban lengkapnya dalam episode “Lead Yourself, Before You Lead Others ft. Ardelia Apti, CEO Mapan” dengan tautan dik.si/ObsesifArdel.
Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify, Noice, dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.