NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Selasa (18/7/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia, berbalik menguat dari perdagangan hari sebelumnya yang turun 1,7 persen.
Harga minyak menguat usai China, importir minyak terbesar dunia, memastikan akan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Selain itu, dipengaruhi adanya ekspektasi jeda kenaikan suku bunga.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 1,4 persen atau 1,13 dollar AS menjadi sebesar 79,63 dollar AS per barrel. Sedangkan harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,2 persen atau 1,60 dollar AS menjadi sebesar 75,75 dollar AS per barrel.
Baca juga: Ahok Ungkap Alasan Pertamina Tak Pangkas Harga BBM Subsidi Saat Minyak Dunia Turun
China mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen (year on year/yoy) pada kuartal II-2023, lebih rendah dari proyeksi para analis yang sebesar 7,3 persen karena adanya ekspektasi pemulihan pasca-pandemi.
Konsensus di antara para ekonom menilai pemulihan pasca-pandemi China telah terganggu oleh perlambatan global serta permintaan domestik yang lemah. Tercermin dari ekspor yang terkontraksi atau -5,2 persen dan impor -6,9 persen di kuartal II-2023.
Data ekonomi yang menunjukkan pelemahan itu membuat badan perencana ekonomi tertinggi China berjanji akan meluncurkan kebijakan yang menjadi stimulus untuk memulihkan dan meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun 1,7 Persen Tertekan Data Ekonomi China
Janji itu pun menjadi angin segar bagi pasar minyak mentah. Sebab dengan menguatnya ekonomi China, maka permintaan terhadap bahan bakar akan meningkat, sehingga berdampak pada peningkatan harga minyak mentah.
"Pelaku pasar energi mengharapkan pasar minyak akan tetap ketat karena pengiriman Rusia turun dan China bersiap untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada rumah tangga," kata Edward Moya, Analis Aasar Senior Oanda.
Adapun Rusia berencana mengurangi ekspor minyak mentah pada kuartal III-2023 sebesar 2,1 juta ton. Langkah ini sejalan dengan keputusan sebelumnya bahwa akan memperpanjang masa pemotongan ekspor sebesar 500.000 barrel per hari.
Baca juga: Menanti Peluncuran Minyak Makan Merah
Saat ini, aliran minyak mentah lintas laut Rusia pun sudah turun ke level terendah dalam enam bulan pada periode empat pekan terakhir.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.