Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pentingnya Implementasi ESG untuk Mendorong Keberlanjutan Bisnis

Kompas.com - 23/07/2023, 10:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Environmental, Social, dan Governance (ESG) saat ini terus disebut sebagai salah satu upaya mendorong kinerja berkelanjutan pada perusahaan. Beberapa perusahaan saat ini mulai mengembangkan prisnsip ESG pada perusahaannya, sebagai upaya untuk turut serta menjaga lingkungan.

Koordinator Nasional lembaga koalisi masyarakat sipil Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, Aryanto Nugroho mengatakan penerapan prinsip dan standar ESG dalam operasionalisasi industri ekstraktif itu merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Sejauh ini, perusahaan holding tambang BUMN, PT Vale Indonesia (PT VI) menjalankan komitmen tersebut, dalam operasional pengolahan nikel. Dia menilai PT Vale Indonesia juga berusaha untuk menerapkan standar ESG internasional.

"Keuntungan ESG itu jangka panjang, bukan jangka pendek. Artinya, bukan sekadar cuan, tetapi standar lingkungan, keberlanjutan, dan ini masuk dalam bagian dari transisi energi berkeadilan," tegas Aryanto dalam siaran pers, Minggu (23/7/2023).

Baca juga: 70 Emiten Berbasis ESG Kuasai Kapitalisasi Pasar BEI

Dia mengatakan, saat persemian Taman Kehati Sawerigading Wallacea yang berada di kawasan tambang Vale Indonesia akhir Maret lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perusahaan tambang di Indonesia meniru apa yang dilakukan Vale Indonesia.

Hal serupa juga pernah disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke tambang nikel dan smelter Vale Indonesia di Sorowako Sulawesi Selatan akhir November tahun lalu.

Luhut mengatakan, Vale telah menerapkan praktik pertambangan yang baik.

Dengan urgensi tersebut, pemerintah dinilai harus selektif dalam melakukan proses divestasi. Dia menilai divestasi tersebut harus tetap memperhatikan bagaimana perusahaan menjalankan prinsip ESG, sebagai upaya dalam mendukung terwujudnya transisi energi bersih di Indonesia.

"Jangan sampai ingin memberikan keuntungan, justru divestasi berbalik membuat kerugian bagi masyarakat," ujar Aryanto.

Baca juga: PwC Indonesia: Prinsip ESG Harus Masuk ke Dalam Tujuan IPO Perusahaan

 


Sebagai salah satu pelopor industri nikel di Indonesia, PT Vale Indonesia termasuk perusahaan yang berkomitmen pada penerapan energi bersih. Karena itu, jika proses divestasi saham Vale rampung, komitmen pada energi bersih dan penerapan prinsip ESG yang selama ini dilakukan harus tetap dijalankan.

"Kalau mau benar-benar transisi energi maka sudah tidak perlu ada lagi penggunaan energi batu bara," kata Aryanto.

Baca juga: Erick Thohir: Berapa Pun Saham yang Dilepas Vale Siap Diambil MIND ID

Aryanto menilai sejauh ini Indonesia masih perlu banyak mengejar ketertinggalan soal penerapan ESG dalam industri ekstraktif. Ia juga mengatakan, Indonesia masih harus lebih banyak menerapkan prinsip ESG pada pemberian izin hingga syarat investasi.

"Dukung implementasi ESG, kemudian standar ESG diadopsi oleh pemerintah. Itu menjadi hal penting dalam proses divestasi," ujarnya.

Aryanto mengatakan agar jangan ada lagi kemunduran dalam penerapan ESG di berbagai lini pemerintahan, termasuk industri ekstraktif, maka penting untuk mengurangi smelter dengan bahan bakar batu bara.

"Kalau bicara soal industri, penting untuk mengurangi pembangunan smelter-smelter yang memakai bahan bakar batu bara. Karena transisi energi bersih itu jadi semu, jika masih ada (bahan bakar) batu baranya," tegas Aryanto.

Sebagai informasi, rencana divestasi saham PT Vale Indonesia sebesar 14 persen sudah memasuki babak akhir dan ditargetkan rampung bulan ini. Divestasi lanjutan tersebut, juga merupakan syarat yang harus dipenuhi agar Vale bisa memperpanjang kontrak tambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com