Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbongkar Punya Banyak Masalah, LRT Jabodebek Tak Harus Beroperasi Penuh 18 Agustus 2023

Kompas.com - 04/08/2023, 09:50 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek LRT Jabodebek baru terbongkar memiliki banyak masalah jelang tanggal operasional komersial pada 18 Agustus 2023.

Alhasil proyek yang dibangun sejak 2015 ini kemungkinan akan diundur lagi peresmiannya menjadi 20 atau 30 Agustus 2023.

Padahal tadinya proyek ini sudah masuk tahap uji coba operasional dengan penumpang terbatas sehingga masyarakat bisa ikut menjajal moda transportasi ini.

Namun ketika uji coba berjalan 4 hari, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghentikan sementara uji coba mulai 17 Juli dengan alasan ingin melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistem perangkat lunak (software).

"Pada umumnya uji coba berjalan lancar. Ada beberapa hal yang mesti dilakukan untuk perbaikan termasuk penyempurnaan pada sistem software," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2023).

Penghentian uji coba operasional terbatas itu rencananya hanya berlangsung sampai 24 Juli, tapi hingga kini tidak jelas kapan akan kembali dimulai.

Masyarakat umum yang pada 10 Juli lalu sudah mendaftar menjadi peserta uji coba pun harus bersabar menunggu kepastian.

Baca juga: Saat Jokowi Jajal LRT untuk Ketiga Kalinya, Sebut Kekurangan Harus Dimaklumi

Sederet Masalah LRT Jabodebek

Lalu apa saja sederet masalah yang mengancam tanggal operasional komersial LRT Jabodebek mundur lagi?

1. Koordinasi antar kontraktor amburadul

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dari banyaknya pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek LRT Jabodenek, tidak ada integrator atau penghubung di dalamnya.

Alhasil, setiap pihak bekerja masing-masing tanpa sistem integrator sehingga banyak terjadi kesalahan koordinasi.

Sebagai informasi, pengerjaan fisik dan prasarana LRT Jabodebek melibatkan empat kontraktor utama yang terdiri dari 3 BUMN dan 1 perusahaan asing.

Keempat perusahaan tersebut antara lain PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor pembangunan lintasan rel, stasiun, serta sarana pendukungnya, lalu PT Inka (Persero) sebagai produsen trainset kereta ringan.

Baca juga: Cerita Wamen BUMN Terima Komplain Siemens soal LRT Buatan INKA

 


Sementara untuk perancang software development digarap oleh perusahaan asal Jerman Siemens. Terakhir untuk infrastruktur persinyalan dikerjakan oleh PT Len Industri (Persero).

"Di semua proyek besar itu ada sistem integrator, tapi ini enggak ada. Jadi semua komponen proyek itu berjalan liar tanpa ada integrator di tengah," ucapnya dalam acara "InJourney Talks", Selasa (1/8/2023).

Tiko, sapaan akrabnya, menyebut kesalahan kordinasi antara pihak yang menggarap proyek sering kali terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, ini menjadi tantangan yang harus diperbaiki ke depannya.

"Karena pra-sarananya waktu dibangun tidak ngobrol dengan spek sarananya. Di Indonesia banyak terjadi begini. Tapi ya itulah, bagian dari belajar, ini harus kita beresin satu-satu," kata dia.

Baca juga: Soal 31 Kereta LRT Jabodebek Beda-beda Spesifikasi, INKA: Produk Kami Sesuai Spesifikasi Teknis KAI

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com