Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan IHSG Melaju di Zona Hijau Pagi Ini

Kompas.com - 09/08/2023, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (9/8/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.02 WIB, IHSG berada pada level 6.885,72 atau naik 16,9 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.868,81.

Sebanyak 180 saham melaju di zona hijau dan 126 saham di zona merah. Sedangkan 249 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 224,7 miliar dengan volume 744,16 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG berpotensi melemah setelah ditutup di bawah garis SMA-20. Adapun level support IHSG berada pada posisi 6.835, 6.794 dan 6.753, sementara level resistennya di 6.985, 7.012 dan 7.058.

"IHSG ditutup tipis di bawah garis SMA-20 kemarin, sehingga mengindikasikan bahwa IHSG dapat menguji kembali support 6.835. IHSG akan membuka jalan untuk melemah ke 6.794 apabila menembus ke bawah 6.835. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish," kata Ivan dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori negatif. Nikkei Jepang melemah 0,03 persen (8,1 poin) menjadi 32.369,19, Indeks Komposit Shanghai China terkoreksi 0,2 persen (6,5 poin) di posisi 3.254,03, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,31 persen (58,9 poin) ke posisi 19.131,51.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.03 WIB rupiah berada pada level Rp 15.216 per dollar AS, atau naik 2 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.218 per dollar AS.

Baca juga: Moodys Pangkas Peringkat Kredit Perbankan AS, Wall Street Ditutup Melemah

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, meskipun bergerak menguat pagi ini, sentimen negatif masih membayangi pergerakan rupiah terhadap dollar AS. Data neraca perdagangan China yang mengindikasikan pelambatan aktivitas ekonomi di China dan masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan AS dengan data tenaga kerja AS yang terlihat masih cukup solid.

“Sementara itu, data inflasi konsumen China bulan Juli menunjukkan sedikit perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Ini memberikan sentimen positif ke pasar pagi ini dan mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, pelaku pasar masih menunggu data penting yaitu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis malam. Data ini dinilai mengubah persepsi pasar mengenai kebijakan moneter AS selanjutnya yang tentunya mempengaruhi pergerakan nilai tukar terhadap dollar AS.

Hari ini rupiah berpotensi melemah ke level Rp 15.250 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.180 per dollar AS.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari ini Turun Lagi Rp 4.000 Per Gram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com