JAKARTA, KOMPAS.com - Program hilirisasi yang digalakkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai hanya menguntungkan China saja.
Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan, kebijakan hilirisasi yang menjadi kebanggaan pemerintah Indonesia hanya mendukung industrialisasi di China saja.
Untuk itu, sudah semestinya pemerintah melakukan strategi industrialisasi, dan bukan hanya sekedar melakukan kebijakan hilirisasi.
"Sayangnya tidak ada namanya strategi industrialisasi, yang ada adalah kebijakan hilirisasi," ujar Faisal dilansir dari Kontan.co.id, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Prabowo Janji Lanjutkan Program Jokowi soal Hilirisasi Nikel hingga Sawit
Menurutnya, industrialisasi bisa membuat struktur perekonomian lebih kuat dan sektor industri bisa meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Sementara, hilirisasi hanya sekedar mengubah bijih nikel menjadi nickel pig iron (NPI) atau feronikel yang 99 persennya diekspor ke China.
"Jadi hilirisasi di Indonesia nyata-nyata mendukung industrialisasi di China. Luar biasa," katanya.
Baca juga: Cerita Luhut soal Program Hilirisasi Jokowi, Diragukan Negara Maju tapi Dipuji Negara Sahabat
Untuk itu, Faisal menilai bahwa produk turunan nikel masih bisa dimaksimalkan lagi pengolahannya, lantaran saat ini Indonesia hanya merasakan 10% dari nilai tambah tersebut.
"Sungguh hilirisasi itu kita tidak dapat banyak, maksimal 10 persen. 90 persennya lari ke China," tegas Faisal. (Vendy Yhulia Susanto).
Baca juga: Dikritik WTO-IMF soal Hilirisasi Nikel, Jokowi: Tetap Kita Teruskan
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Faisal Basri: Kebijakan Hilirisasi RI Hanya Menguntungkan China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.